KANAL24, Jakarta – PT Indosat Ooredoo Tbk (ISAT) tengah menggelar lelang sebanyak 3.100 menara miliknya untuk mendapatkan dana segar. Lelang telah memasuki tahapan due dilligence . Disebut-sebut sebanyak lima perusahaan menara telah menyatakan minat dan mengikuti due diligence tender menara tersebut.
Beberapa perusahaan menara yang tersiar ikut dalam lelang diantaranya PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui anak usahanya PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Centratama Telekomunikasi (CENT), dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, nilai sebuah aset akan wajar, jika tak jauh berbeda dengan harga di pasar, dan industri bisa menerimanya. “Kalau pasar bisa menyerap, itu artinya harganya wajar segitu. Harga wajar kan dilihat dari besaran pada pemanfaatannya,” katanya sebagaimana dilansir dari investordaily.
Sementara itu, Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi dalam kajiannya memprediksi harga menara Indosat akan dibuka sekitar US$ 140 ribu per menara dalam lelang kali ini.
“Angka ini berkaca pada transaksi Indosat-Tower Bersama pada 2013, serta transaksi yang dilakukan XL Axiata dengan Solusi Tunas pada 2014, dan XL-Protelindo pada 2016,” paparnya.
Pada 2013, Indosat melepas 2.500 menaranya ke Tower Bersama senilai US$ 406 juta (sebelum dikenakan beberapa penyesuaian harga). Dari total nilai akuisisi tersebut, sebesar 17,98% atau US$ 73 juta dibayarkan dalam bentuk saham dari perusahaan menara itu.
Pada 2014, XL Axiata juga melepas 3.500 menara ke Solusi Tunas Pratama dengan nilai Rp 5,6 triliun yang dibayatkan seluruhnya secara tunai. XL kemudian menyewa kembali menara yang telah dijual kepada Solusi Tunas Pratama untuk jangka waktu 10 tahun.
Pada 2016, XL Axiata kembali melepas sebanyak 2.500 menara telekomunikasi miliknya kepada Protelindo. Nilai pelepasan aset tersebut mencapai Rp 3,56 triliun.
“Kalau dilihat dari transaksi yang dihasilkan serta nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, taksirannya satu menara Indosat itu sekitar US$ 140 ribu. Faktor lain yang menentukan valuasi menara itu kan tenancy ratio , usia menara, lokasi, harga sewa kembali, dan lainnya,” ulasnya.
Dia memprediksi, lelang menara milik Indosat akan ketat, karena bisnis infrastruktur telekomunikasi itu menjanjikan margin yang menjanjikan. “Dimana ada bisnis dimana penyewanya sudah pasti seperti menara. Makanya pendanaan tak akan menjadi isu bagi buyer , banyak bank asing akan mendukung aksi korporasi tersebut,” terangnya.
Sebelumnya, Indosat mencatatkan kelebihan permintaan ( oversubscribed ) sebanyak 1,7 kali penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi dan sukuk ijarah III tahap II yang sebesar Rp 2 triliun. Total pesanan yang masuk mencapai Rp 3,38 triliun.
Direktur Keuangan Indosat Ooredoo Eyas Assaf sebelumnya mengatakan, pihaknya mengapresiasi tingginya minat pasar terhadap penjualan surat utang perseroan. Seperti diketahui, PUB III tahap II ini terdiri atas obligasi senilai Rp 2,59 triliun, dan sukuk sebesar Rp 794 miliar.
“Hal ini menjadi penyemangat bagi manajemen untuk terus meningkatkan pelayanan, serta membangun jaringan yang terbaik untuk melayani pelanggan,” katanya. (sdk)