KANAL24, Surabaya – Potensi gempa dan tsunami di Jatim menjadi perhatian Palang Merah Indonesia (PMI) Jatim untuk waspada dengan menyiapkan sedini mungkin potensi yang ada. Hal tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi dengan PMI Kabupaten/Kota, terutama yang berada di wilayah pesisir dan rawan bencana gempa. Rakor dilakukan secara virtual pada Jumat (11/6/2021).
Rakor diikuti PMI Kab. Banyuwangi, Jember, Lumajang, Kabupaten Malang, Tulungagung, Trenggalek, Kab. Blitar dan Pacitan. Rakor dipimpin Wakil Ketua Soebagyo SW, Sekretaris Edi Purwinarto, Kepala bidang Penanggulangan Bencana Edyy Indrayana, Kepala Markas Dwi Suyanto dan Bendahara Soejarno.
Sekretaris PMI Jawa Timur, Edi Purwinarto, meminta agar PMI Kabupaten/Kota terutama yang berada di wilayah rentan bencana mulai memikirkan perbaikan sarana dan prasarana maupun jalur evakuasi untuk kelancaran evakuasi korban bencana alam yang sewaktu waktu muncul di daerah tersebut.
Rakor yang membahas cara pelaporan, update data relawan, dan Inventarisasi sarpras yang dimiliki. Selain itu juga upaya mengaktifkan posko PMI kabupaten, pengecekan keberadaan dan fungsi EWS (Early Warning System/peringatan dini terhadap bencana), tinjau ulang jalur evakuasi dan upaya meningkatkan koordinasi dengan lembaga/institusi terkait di wilayah masing masing.
Dari laporan daerah, menurut Edy Purwinarto, memang perlu ada yang diperbaiki, misalnya jalur evakuasi dan prasarana lainya yang harus disesuaikan dengan SOP. Selain itu keberadaan dapur umum dianggap perlu ada tambahan.
“Juga keberadaan EWS Perlu untuk ditambah dan di tempatkan pada titik tertentu agar menjangakau seluruh masyarakat terutama titik titik terjadinya rawan gempa,” ujarnya.
Pihaknya menilai bahwa upaya PMI Pacitan dengan mengefektifkan penggunaan sirene pada setiap tanggal 26 sudah bagus. Namun juga perlu dipikirkan agar ini tidak menjadi sesuatu yang rutin dan biasa. Dengan begitu pada saat terjadi bencana yang sesungguhnya masyarakat kurang sensitif dibentuknya SIBAT (Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat)
Sementara itu Wakil Ketua PMI Jawa Timur Soebagyo SW menambahkan, sosialisasi peringatan dini bencana perlu lebih ditingkatkan, juga koordinasi dengan lembaga lain/institusi. Ini karena penanganan bencana tidak hanya PMI saja melainkan ada BPBD daerah. Sosialisasi bisa melalui saluran media sosial (medsos) seperti WhatsApp group.(sdk)