Oleh : Fahmi Prayoga, Mahasiswa S1 Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya
Era globalisasi merupakan era yang menuntut Sumber Daya Manusia untuk selalu meningkatkan kualitas diri. Karena telah kita ketahui bersama era globalisasi adalah era yang tidak mengenal batas-batas geografis. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor pendorong keberhasilan pembangunan ekonomi adalah Sumber Daya Manusia. Dengan tingginya kualitas SDM maka akan berdampak pada tingkat partisipasi dalam dunia kerja serta tingkat produktivitas.
Pemerintah terus berupaya untuk melakukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dengan melalui kebijakan alokasi dana pendidikan yang mencapai 20% dari total belanja. Selain hal tersebut, yang perlu menjadi catatan adalah kualitas SDM yang harus dibangun sejak berada dalam kandungan. Artinya kesehatan ibu dan anak harus lebih diperhatikan, utamanya pada usia emas. Nilai-nilai dasar seperti berbudi pekerti luhur, memiliki karakter yang kuat, ditambah dengan penguasaan atas ilmu pengetahuan masa kini dan masa depan merupakan poin-poin yang sepatutnya dimiliki demi Indonesia dimasa depan yang lebih baik.
Kemajuan industri yang berjalan saat ini tidak cukup hanya dengan menekankan pada infrastruktur, namun juga perlu didukung kualitas SDM unggul yang dapat ditempuh melalui akselerasi pendidikan untuk menajalankan kemajuan teknologi itu sendiri. Dalam rangka mencetak generasi SDM yang unggul, pintar, dan berbudi pekerti luhur perlu diingat beberapa poin yang menunjang hal tersebut. Seperti perlunya didahului dengan SDM yang sehat dan kuat, dengan menurunkan angka stunting, memperluas akses keshatan dan pembangunan infrastruktur ke seluruh pelosok tanah air, meningkatkan kualias kesehatan dengan membudayakan hidup sehat.
Peran sentral juga perlu diambil oleh keluarga dan lembaga pendidikan dini hingga tinggi dalam menciptakan kualitas SDM unggul dengan terus mengembangkan nilai-nilai luhur. Misalnya pada tataran pendidikan dini yang wajib menanamkan sopan santun, toleransi, dan kedisiplinan. Tingkat pendidikan dasar sepatutnya mendorong anak-anak untuk memiliki kemandirian, percaya diri, saling peduli dan bergotong royong. Lebih lanjut pada pendidikan menengah perlu dikenalkan dengan beberapa hal seperti kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan vokasional. Dan pada tombak pendidikan tinggi sudah semestinya terdapat nilai-nilai kerja keras, kolaboratif, solutif, entrepreneurship, dan kompetitif dalam penguasaan ilmu pengetahuan serta keterampilan.
Kualitas SDM yang digambarkan dengan tingkat kepintaran dan berkarya memang penting. Namun, Indonesia membutuhkan SDM yang lebih dari sekadar itu. Indonesia perlu SDM yang unggul yang berhati Indonesia, berjiwa Pancasila, toleran, berakhlak mulia, pekerja keras dan berdedikasi tinggi untuk kemajuan bangsa dan dunia. (sdk)