KANAL24, Malang – Pada The 2nd International Conference on Innovation and Technology yang diselenggarakan oleh LPPM UB pada Senin, (30/8/2021) secara daring, salah satu keynote speakers Assoc. Prof. Dr. Eng. Muhammad Aziz berbicara tentang teknologi berkelanjutan menuju sistem energi masa depan.
Dalam paparannya, Aziz menyinggung soal society 5.0 yang berasal dari Jepang.
Di society 5.0 lebih berfokus kepada peradaban manusia dan masyarakat yang mana sekarang disebut dengan smart society, meliputi semua lini kehidupan seperti ekonomi, social dan budaya, bukan hanya tentang teknologi.
“Dari point of view Jepang, biasanya kami berfokus pada aspek sosial dari teknologi itu sendiri. Di society 5.0, bukan hanya untuk peningkatan teknologi melainkan juga bagaimana pengembangan kapasitas masyarakat di bidang ekonomi, sosial, dan yang lain,” ungkapnya.
Pada Society 5.0, ada beberapa masalah di masyarakat, yang meliputi birokrasi, sistem hukum, budaya, kapasitas SDM bukan hanya tentang teknologi secara fisik, tidak seperti industry 4.0.
Society 5.0 merupakan kombinasi dari big data, AI, dan juga teknologi komunikasi seperti sekarang, yakni teknologi 5G.
Aziz mengatakan, penggunaan big data ini buka hanya penggunaan “data” secara fisik namun ada beberapa pertimbangan di dalamnya.
Ia membagi ada dua yakni big data dan open data. Di big data meliputi, data terabyte hingga exabyte data yang ada untuk diproses, kecepatan yakni data bergerak, seperti data streaming, milidetik hingga detik untuk merespons, kemudian data di banyak bentuk baik yang terstruktur, tidak terstruktur, teks, maupun multimedia. Data diragukan, artinya ketidakpastian karena inkonsistensi dan ketidaklengkapan data, ambiguitas, latensi, penipuan, perkiraan model.
Kemudian, open data yang meliputi, data di tempat terbuka yaitu data terbuka umumnya terbuka untuk siapa saja, yang menimbulkan masalah privasi, keamanan dan asalnya. Lalu, data banyak nilai, berbagai macam nilai data dari gratis (filantropi data hingga monetisasi bernilai tinggi). (Meg)