Kanal24, Malang – Pj. Walikota Malang, Wahyu Hidayat, merespon kondisi pasar yang mengalami kenaikan harga beberapa komoditas pangan, seperti beras, daging, dan jagung. Hal ini disikapi dengan menginstruksikan Dinas Pangan dan Tanaman Pangan (Dispangtan) Kota Malang untuk memberikan bantuan pangan kepada masyarakat. Penyerahan bantuan pangan ini dilakukan pada Kamis (1/2) di Kantor Kelurahan Buring setelah Pj. Walikota meninjau proses penyalurannya.
Ditemani oleh Asisten, Kepala Dinas Sosial P3AP2KB, Kepala Dispangtan, dan Camat Kedungkandang, Wahyu Hidayat berdialog langsung dengan masyarakat penerima bantuan dan memastikan proses penyaluran berjalan dengan baik.
Wahyu Hidayat menyatakan bahwa pemberian bantuan pangan adalah wujud tanggung jawab Pemerintah untuk memastikan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam menghadapi tren kenaikan harga beras di pasaran. Beliau menyadari bahwa kondisi ini sangat sensitif dan dapat berdampak pada penurunan daya beli masyarakat serta potensi peningkatan angka kemiskinan.
“Ini adalah bentuk tanggung jawab kami, selain menindaklanjuti instruksi Presiden. Ini juga upaya merespon kenaikan harga beras di pasar beberapa waktu ini. Kita antisipasi agar masyarakat tidak kesulitan dengan naiknya harga beras, karena dampaknya banyak, daya beli bisa menurun, dan potensi meningkatnya angka kemiskinan. Jadi, kita maksimalkan stok beras cadangan Pemerintah,” ungkap Wahyu Hidayat.
Total keluarga penerima bantuan mencapai 24.097 keluarga dari 57 kelurahan, di mana masing-masing keluarga menerima bantuan beras seberat 10 kg.
Wahyu Hidayat juga memberikan apresiasi terhadap gerak cepat Dispangtan Kota Malang yang berkolaborasi dengan Dinas Sosial P3AP2KB dan Perum Bulog. Sinergitas ini dianggap kunci keberhasilan dalam merespon kondisi yang terjadi di masyarakat.
“Saya apresiasi respon yang diberikan Dispangtan, Dinsos, dan Perum Bulog. Kolaborasi ini efektif sehingga bisa gerak cepat melaksanakan bantuan ini. Penyerahan bantuan pangan ini bertujuan untuk meminimalisir potensi dampak yang diakibatkan oleh kenaikan harga beras. Tentu, ini juga sejalan dengan program Badan Pangan Nasional tentang bantuan pangan beras tahun 2024,” jelas Wahyu Hidayat.
Wahyu Hidayat juga mencatat bahwa bantuan ini mencakup masyarakat di luar Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang sebelumnya tidak tercatat sebagai penerima bantuan. Faktanya, beberapa penerima mengungkapkan bahwa ini adalah kali pertama mereka menerima bantuan beras.
“Tadi saya juga dapat masukan, banyak masyarakat yang menerima ini di luar DTKS, jadi biasanya masyarakat ini tidak menerima, tetapi sekarang menerima, sudah saya konfirmasi ke Kepala Dinsos, dan memang betul. Alhamdulillah, berarti ada manfaat yang lebih pada bantuan kali ini,” tutup Wahyu Hidayat.(din/nid)