KANAL24, Malang – 22 mahasiswa Prodi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan FPIK UB melakukan Kampestan Social Scientific Expedition: Ekspedisi II Pulau Saseel-Sapeken pada 6-25/8/2019 lalu di Pulau Saseel, Desa Saseel, Kec. Sapeken, Kab. Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Kegiatan ini merupakan program kerja dari Himpunan mahasiswa Prodi tersebut yang bertujuan untuk mengekplorasi pulau-pulau kecil yang infonya sulit didapatkan melalui internet dan termasuk dalam pulau terluar.
Empat perwakilan mahasiswa tersebut, yakni Taufan Pramana, Hobby Islami, Aji Sudayana, dan Heru Hermanto berkunjung ke kantor kanal24 untuk menceritakan kisah ekspedisi mereka.
“Pemilihan Pulau Saseel, karena kebetulan ketika kita butuh info seputar pulau-pulau kecil, ada satu mahasiswa FPIK berasal dari pulau tersebut yakni Hobby, dan kita sharing infomasi, seperti, disana sudah mengekpor hasil laut berupa teripang,” ungkap Aji.
Kemudian, Heru melanjutkan kegiatan ini merupakan lanjutan dari ekspedisi tahun kemarin. Ekspedisi tahun ini ditujukan untuk memperbaiki kekurangan tahun kemarin dengan fokus ke 4 bidang, yakni pendidikan, ekonomi kreatif, sosial lingkungan, dan bidang penelitian.
“Untuk pendidikan, kita bikin zona baca dan kegiatan mengajar mengenai materi cuci tangan dan pentingnya menjaga kebersihan serta kelas motivasi tentang pentingnya pendidikan lanjutan. Di bidang sosial lingkungan, kita melakukan kegiatan bersih pantai, pelatihan pengolahan sampah plastik dengan membuat eco break pelatihan pengolahan sampah plastik supaya lebih berguna contohnya bisa dibuat kursi. Ekonomi kreatif, kita melakukan pengemasan makanan khas dan pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari cangkang kerang. Di bidang penelitian, kita fokus eksplorasi masyarakat dan perikanan pulau kecil,” jelas mahasiswa semester 7 itu.
Output dari kegiatan ini adalah pembuatan artikel ilmiah yang berfokus pada SDM dan penelitian perikanan. Adapun mahasiswa yang berpartisipasi berasal dari 3 angkatan yang 2016, 2017, dan 2018 khusus untuk Prodi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan.
Hobby yang merupakan pemuda asal Pulau Saseel itu memaparkan bahwa mayoritas pekerjaan masyarakat disana adalah nelayan dan budidaya rumput laut. Rata-rata masyarakat berasal dari suku bajo Sulawesi. Suku bajo adalah suku yang pertama kali menetap di Kecamatan Sapeken. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Bajo.
Sedangkan bentuk rumah masyarakat di pulau itu berbentuk panggung yang terbuat dari kayu. Untuk listrik, berasal dari PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel). Jalan terbuat dari paving dan beton, serta air yang digunakan berasal dari air sumur.
“Jika ingin menuju ke Pulau Saseel, bisa melalui 2 akses. Pertama, dapat ditempuh dari Kabupaten Sumenep menyeberang ke Pulau Kali Anget se hari se malam, kemudian lanjut menyeberang ke Kecamatan Sapeken dan menyeberang lagi dengan menggunakan kapal kecil selama satu jam ke Pulau Saseel. Lalu, ada akses dari Kota Banyuwangi yang membutuhkan waktu 10 jam untuk menyeberang langsung ke Pulau Sapeken tanpa transit,” tambahnya.
Jarak dari Kabupaten Sumenep ke Pulau Saseel adalah 210 km. Pulau saseel jika dilihat di peta, berada diatas Pulau Bali. Luas Desa Saseel 4,5 km2 dengan gugusan 3 pulau. (meg)