Kanal24
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Login
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
No Result
View All Result
Kanal24
No Result
View All Result

SAMPAHMU, BERTANGGUNG JAWABLAH ?

Adam Kukuh Kurniawan by Adam Kukuh Kurniawan
November 7, 2019
in Ekonomi
0
3
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Selepas solat subuh di salah satu masjid setelah keluar dari jalan tol arah pandaan malang, saya dibuat terkaget dengan satu pemandangan di sebuah area parkir bis yang terletak di sebelah masjid tersebut, terdapat sampah plastik berserakan di areal tersebut. Dan hal itu mengingatkan saya pada kejadian serupa yang sering terjadi pasca berbagai kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat kita di Indonesia, tak luput pula setelah pelaksanaan ibadah shalat dua hari raya, yaitu sampah berserakan dimana-mana. Padahal bisa jadi beberapa menit sebelumnya sang khatib menyampaikan pesan mulia tentang keimanan dan hubungannya dengan kebersihan.

Saya jadi teringat pula dengan pengalaman beberapa waktu sebelumnya. Mungkin terasa aneh di telinga masyarakat kita bahwa tas kita atau saku kita yang menjadi kantong sampah kita. Kemana-mana kita bawa sampah kita sendiri. Saat makan, diri kita sendiri yang mengambil nampan, piring, sendok dan aneka makanan. Selanjutnya kita pulalah yang membersihkannya setidaknya meletakkan ke tempat rak kotoran nampan poring yang telah disediakan. Prinsipnya, jika meja makan kita pada awalnya bersih maka selesai makanpun tempat itu juga harus bersih seperti sedia kala. Tidak ada waiter khusus yang membersihkan dan melayani kotoran sampah makanan kita. Demikianlah budaya di eropa dan beberapa negara barat lainnya. Di hotel-hotel eropa tidak banyak disediakan waiter (pelayan) seperti halnya sebanyak hotel-hotel ataupun restauran di indonesia yang melayani untuk membereskan kotoran dan sampah makanan kita.

Di Eropa, sebagaimana di Ibis hotel tempat saya menginap di Kota Swiss beberapa waktu yang lalu (saat berkunjung ke tiga negara, Switzerland – Venesia-Italy pada 17 -19 November 2018), sedemikian pula tidak banyak pelayan. Setiap orang bertanggungjawab dengan makanannya sendiri termasuk sampahnya. Mereka sadar bahwa karena kita yang menikmatinya maka diri kita sendiri pulalah yang harusnya bertanggungjawab atas sampahnya. Jangan sampai orang lain yang tidak ikut menikmati malah dibuat susah dan repot atas sampah kita. Sehingga setiap orang yang makan setelahnya dia sendiri yang membawa dan meletakkan bekas piring, gelas dan sisa sampahnya di tempat yang telah disediakan. Barulah kemudian pihak pelayan hotel atau restoran yang nantinya akan mengambil dan membersihkannya. Bahkan mereka merasa malu disaat ia menyisakan kotoran dan bekas piring kotor lainnya di meja makannya tadi. Hal ini mungkin tampak sederhana. Namun demikianlah masyarakat barat memberikan pelajaran akan pentingnya rasa bertanggungjawab termasuk terhadap hal yang sepele. Kemudian marilah kita lihat dampaknya dalam kehidupan sosial yang lebih luas lagi. Kota-kota mereka tampak bersih, tidak terlihat sampah berserakan, bahkan sungainya pun terlihat indah dan bersih tanpa ada sedikitpun sampah.

Hal ini tentu sangat jauh berbeda dengan budaya di masyarakat kita. Kebanyakan kita saat ke restoran, tempat makan di hotel dan sebagainya selepas makan biasanya langsung ditinggal begitu saja setiap piring bekas makan dan kotoran makanan kita tergelatak berantakan di atas meja makan itu. Kita berpikiran bahwa nanti biarkan pelayan yang membersihkannya. Mungkin hal ini ada benarnya. Namun sikap demikian tidak mengajarkan rasa bertanggungjawab atas diri kita sendiri. Kita yang menikmati lalu mengapa orang lain yang harus bersusah payah menanggung resikonya ?.

Tindakan ini sebenarnya tanpa sadar berdampak secara psikologis (intangible) atau lebih tepatnya memberikan informasi pesan di bawah sadar yang akan mempengaruhi pada tindakan besar lainnya.  Yaitu sikap tidak bertanggungjawab atas tindakan yang diambilnya atau bahkan cenderung melempar tanggungjawab pada orang lain. Dirinya hanya menikmati yang baik-baik saja sementara disetiap kesalahan dilempar tanggungjawabkan pada orang lain dengan mengatakan “itu bukan urusan saya”, “saya tidak ikut bertanggungjawab” dan sebagainya.

Tentu sikap demikian tidaklah bijak. Jika seorang pemimpin memiliki jiwa yang demikian maka bersiaplah para anak buahnya yang akan selalu menjadi “kambing hitam” atas setiap ekses kebijakan yang diambilnya. Lihatlah beberapa kasus korupsi yang terjadi, tidak sedikit bawahan dijadikan korban atas kebijakan yang diambilnya sementara pimpinan berlepas tanggungjawab setelah menikmati serangkaian kenikmatan material.
Tidak sedikit pula dari sebagian masyarakat ataupun pejabat yang tidak merasa malu atas kesalahan yang dilakukannya sementara dia telah menikmati serangkaian kenikmatan material.

Mungkin terlalu hiperbolis disaat menyatakan bahwa perilaku tersebut akibat cara kita makan dan memperlakukan sampah. Namun patutlah dipahami bahwa tindakan besar adalah bangunan hasil sebuah formulasi kebiasaan-kebiasaan kecil yang terus menerus dilakukan sehingga membudaya. Dari budaya inilah perilaku besar itu tersusun yang kemudian menjadi bangunan karakter bersikap seseorang. Pepatah mengatakan, sedikit demi sedikit akhirnya menjadi bukit. Benarlah nabi Muhammad bersabda bahwa janganlah kau anggap remeh suatu tindakan kebaikan walaupun hal itu sepele (laa tahqiranna minal ma’ruufi syaiaaan).

Bahkan secara tangible, ketidak pedulian atas sampah berdampak pada lingkungan sekitar. Kita bisa melihat di beberapa tempat tampak sampah berserakan karena kita dan masyarakat kita suka membuang sampah sembarangan bahkan tidak ada sedikitpun rasa malu saat membuang sampah di jalanan bahkan termasuk saat berkendara. Jalanan di kota-kota kita berserakan sampah, bahkan sungai pun menjadi tempat pembuangan sampah. Sehingga saat hujan tiba, banjir yang menggenangi kota membawa banyak sampah. Padahal masyarakat muslim kita memahami hadist nabi:  annadhafatu minal iimaan, kebersihan adalah sebagian daripada iman. Lalu kemana hadist tersebut selama ini ?. Astaghfirullah…

Hal ini tidak kita jumpai di beberapa kota di Eropa. Di swiss misalnya, kota tertata dengan sangat apik, rapih dan bersih dari sampah. Sungai-sungai yang melintasi kota bersih dari kotoran sampah. Bahkan lihatlah pula di venesia island, air laut yang melintasi setiap gang-gang jalan bersih dari sampah. Tentu kebersihan lingkungan ini tidaklah dengan serta merta terjadi. Namun semua ini adalah bermula dari tindakan-tindakan sepele secara personal domistik yang kemudian mewujud dalam tindakan sosial yang lebih luas lagi menjadi sebuah realitas lingkungan yang bersih.

Disinilah kita bisa belajar bahwa membangun budaya disiplin, bertanggungjawab, peduli haruslah mulai dari tindakan-tindakan yang sepele. Bangunan masyarakat yang beradab itu bermula dari fondasi perilaku-perilaku sepele yang bernilai kebaikan untuk kemudian secara konsisten dijadikan norma dan nilai budaya suatu masyarakat dalam bingkai bangunan karakter bangsa.

Lalu bagaimana memulainya ?. Mulai dari diri kita sendiri dan dari dalam keluarga agar setiap individu bertanggungjawab atas tindakannnya. Mulailah dari hal yang sepele dan jadikanlah sebuah pelajaran. Bertanggung jawablah atas sampah anda pribadi, jika anda menghasilkan sampah maka bertanggungjawablah, ambillah sampah anda, masukkan ke tempat personal anda (mungkin plastik, kertas dan sebagainya jika hal itu berupa sampah kertas atau plastik), bawalah hingga anda menemukan tempat sampah publik. Lalu buanglah sampah itu pada tempat sampah atau bawalah pulang.

Ayo jadilah teladan dalam memperlakukan sampah, bertanggungjawablah atas diri kita sendiri, bawalah sampahmu sendiri lalu buanglah sampah pada tempatnya katakan : pantang menyusahkan orang lain dan ayo wujudkan kebersihan bahwa ia adalah sebagian dari pada iman. Dan ini jangan hanya dijadikan sebagai sebuah jargon layaknya janji kampanye !

Semoga kita bisa mengawali kebersihan dari diri kita sendiri dan bertanggungjawab atas sampah diri kita sendiri dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak menyusahkan orang lain atas tindakan kita. Mari tunjukkan iman dari hal yang sepele. Semoga Allah selalu membimbing kita. Aamiiin…

KH. Akhmad Muwafik Saleh Dosen Fisip UB Malang dan Penulis Produktif

Post Views: 287
Previous Post

Ubud Dipersiapkan Jadi Destinasi Wisata Gastronomi Standar Internasional

Next Post

IDUL ADHA : JALAN MENGUATKAN NASIONALISME MENUJU NEGERI PENUH BERKAH

Adam Kukuh Kurniawan

Adam Kukuh Kurniawan

Next Post

IDUL ADHA : JALAN MENGUATKAN NASIONALISME MENUJU NEGERI PENUH BERKAH

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest

ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

August 4, 2023

Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

August 3, 2023

AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

August 4, 2023
UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

June 3, 2024
Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

Permainan Interaktif Menjadi Media KKN FP UB Pupuk Minat Baca Anak Desa Kromengan

39
Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

Dosen UB Kenalkan Teknologi Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk Organik ke Desa Plandirejo

5
Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

Layanan RSUB Kini Terintegrasi dengan Mobile JKN BPJS

4

Review Film : Glass Onion: A Knives Out Story

3
Menurut Pakar UB, Drainase Malang Perlu Revolusi

Menurut Pakar UB, Drainase Malang Perlu Revolusi

May 9, 2025
Investasi Jepang di Indonesia Naik Drastis

Investasi Jepang di Indonesia Naik Drastis

May 9, 2025
Harga Emas Pegadaian Hari Ini 9 Mei 2025: Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Lebih Murah

Harga Emas Pegadaian Hari Ini 9 Mei 2025: Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Lebih Murah

May 9, 2025
Seminar FH UB Uji Substansi dan Arah RKUHAP

Seminar FH UB Uji Substansi dan Arah RKUHAP

May 9, 2025

Popular Stories

  • ISLAM DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Istilah Dalam Karate

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • AYAT-AYAT KREATIFITAS DAN INOVASI PELAYANAN

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • UB dan Perusahaan Happy Asmara Kembangkan Produk Lokal Go Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Yuk Kenali Sistem Swiss Manager Dalam Catur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Berita
  • Tentang Kanal24
  • Galeri
  • Layanan
  • Pedoman Media Siber
Copyright Kanal24.com 2023

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Berita Terkini
  • Perspektif
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan

Copyright Kanal24.com 2023