KANAL24, Malang – Sekjen Tourism Promotion Organization for Asia-Pacific Cities) Prof. Dr. Kim Soo-Il dari Daeshin University, Korea Selatan menjelaskan mengenai pengembangan wisata daerah secara realistik atau realistic developing local tourism.
” Bagaimana seharusnya daerah mengembangkan wisatanya sehingga banyak wisatawan baik lokal maupun asing tertarik untuk datang namun dengan cara se-realistik mungkin,” kata Kim, Rabu (11/5/2022) pada webinar 3 in 1 FIA UB.
Prof. Kim menjelaskan bahwa akses ke destinasi adalah salah satu aset yang paling unggul. Bila ada akses internasional seperti bandara internasional, maka daerah tersebut dapat didefinisikan sebagai destinasi internasional. Dengan berkembangnya daerah tersebut menjadi destinasi internasional, maka dapat mengharapkan untuk diusulkan fasilitas-fasilitas yang mendukung seperti penginapan dan mall.
Cara tersebut dapat dilakukan oleh daerah yang memang mendukung untuk memiliki akses internasional, bila tidak mendukung maka tidak disarankan karena tidak realistik. Untuk daerah yang tidak mendukung akses internasional dapat dikembangkan dengan menarik minat wisatawan lokal. Dapat dilakukan dengan menyediakan sarana hiburan seperti pasar malam dengan ciri khas daerah atau penginapan.
Setiap daerah pasti memiliki suatu hal yang unik, itu yang akan dijadikan sebagai ciri khas dari wisata daerah tersebut. Baik dari segi rasa kulinernya maupun dari konsep penginapannya. “Kalau di Korea kita ada menyediakan sarana camping. Tetapi campingnya itu di dalam mobil, itu menjadi suatu keunikan tersendiri,” ucap Prof. Kim.
Bila daerah ingin mengembangkan pariwisatanya, maka harus ada unsur-unsur penting seperti pemandangan, tempat menginap, dan restoran. Bagi wisatawan asing, mereka lebih mementingkan kebersihan dibanding kemewahan dari destinasi yang mereka kunjungi. Bila tempat itu bersih maka wisatawan juga akan nyaman. “Kita sebagai orang asing bila berkunjung tidak mengharapkan sesuatu yang luxury, cukup dengan kebersihan saja,” tutup Prof. Kim.(zak)