KANAL24, Jakarta – Pemerintah meyakini sektor pariwisata dan yang terkait dengannya akan terus tumbuh hingga tahun depan. Bahkan sektor ini digadang-gadang menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menjelaskan asumsi pertumbuhan ekonomi di tahun 2023 sebesar 5,3 – 5,9 persen. Dijelaskan asumsi pertumbuhan ekonomi ini dibarengi dengan optimisme bahwa tahun depan defisit anggaran dapat kembali maksimal 3 persen.
Sri Mulyani menambahkan bahwa pendorong ekonomi tahun depan selain sektor pariwisata yang menjadi bagian dari sektor konsumsi rumah tangga adalah investasi. Menurutnya investasi dan belanja pemerintah menjadi mesin pertumbuhan utama lantaran adanya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
“Membaiknya fungsi intermediasi di sektor keuangan yang ditandai dengan peningkatan kredit perbankan akan mendorong aktivitas investasi. Di sisi lain dorongan konsumsi masyarakat akan menguat seiring dengan perbaikan tingkat kesejahteraan,” kata Sri Mulyani saat di DPR RI, Selasa (31/5/2022).
Meski potensi penguatan ekonomi tahun depan cukup besar, namun Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah perlu mewaspadai potensi penurunan pertumbuhan ekonomi akibat kondisi geopolitik global yang masih memanas. Hal itu berpotensi menjadi ancaman serius bagi setiap negara termasuk Indonesia yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari kinerja ekspor impor.
“Selain ada upsite risk ekonomi, Indonesia juga harus waspada munculnya down side risk, seperti adanya konflik geopolitik yang akan berdampak berkepanjangan bagi perdagangan dunia. Selain itu juga ada pengetatan kebijakan moneter oleh The Fed dan Bank Sentral Eropa yang lebih cepat akan berdampak terjadinya gejolak pasar keuangan global,” pungkas dia.(sdk)