KANAL24, Jakarta – Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia untuk periode 16-20 September 2019, rata-rata frekuensi transaksi harian mengalami penurunan hingga 12,21 persen menjadi 528,906 ribu kali transaksi dari 602,46 ribu kali transaksi pada minggu sebelumnya.
“Data rata-rata volume transaksi harian BEI mencatatkan perubahan sebesar 1,23 persen menjadi 14,37 miliar unit saham dari 14,55 miliar unit saham di pekan sebelumnya,” kata Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, di Jakarta, Minggu (22/9/2019).
Dengan demikian, menurut Aji, penurunan rata-rata frekuensi dan volume transaksi tersebut telah menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) selama sepekan.
“Perubahan pada IHSG sebesar 1,36 persen ke posisi 6.231 dari 6.334 pada pekan sebelumnya,” ucap Aji.
Namun, lanjut Aji, rata-rata nilai transaksi harian BEI mengalami kenaikan sebesar 8,93 persen menjadi Rp8,81 triliun dari Rp8,09 triliun pada pekan sebelumnya.
“Nilai kapitalisasi pasar selama sepekan berubah sebesar 1,57 persen menjadi Rp7.155,31 triliun dari Rp7.269,25 pada penutupan pekan yang lalu,” ujar Aji.
Lebih lanjut Aji menambahkan, sepanjang 2019, investor asing masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp53,89 triliun dan investor asing pada perdagangan Jumat (20/9) mencatatkan jual bersih sebesar Rp833,82 miliar.
Pada Jumat (20/9), PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II Tahap II-2019 senilai Rp500 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,5 persen per tahun yang memiliki jangka waktu tiga tahun. Obligasi ini mendapat rating B+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Hingga akhir pekan ini, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sepanjang 2019 sebanyak 74 emisi dari 41 emiten senilai Rp86,6 triliun. Sehingga, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sebanyak 415 emisi dengan nilai outstanding Rp440,44 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan oleh 118 emiten.
Total Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 103 seri dengan nilai nominal Rp2.642,18 triliun dan USD400 juta. (sdk)