KANAL24, Malang – Area urban di perkotaan yang identik dengan daerah padat penduduk dan bangunan menjadi perhatian tersendiri karena bisa menjadi area bagi persebaran virus covid19. Namun dengan kesadaran warga akan bahaya covid19 yang kemudian diorganisir secara masif melalui Kampung Tangguh menjadikan bahaya persebaran di area urban bisa diantisipasi. Salah satunya di area Kampung Tangguh DX Patmanam Dinoyo Malang.
Hal tesebut menarik perhatian dari relawan SRPB (Sekretariat Bersama Relawan Penanggulangan Bencana) Jatim untuk berkunjung melihat langsung praktek Kampung Tangguh Dinoyo ini pada Sabtu (11/7/2020) pekan lalu dan sharing agar hal tersebut dapat dipraktekkan ditempat lain.
“Daerah urban dengan karakteristik padat penduduk dan bangunan saat ini cukup banyak di Jatim, begitu pula di malang raya. Ini yang menjadi salah satu konsen dari relawan SRPB untuk mempelajari kondisi ini agar bisa ikut mencega pandemi covid19,” kata Wakil Koordinator SRPB Wawan Kimiawan.
SRPB yang merupakan organisasi cair, dimana terdiri dari organisasi-organisasi mitra yang bergabung. Namun kata Wawan pandemi covid19 ini berbeda karena bukan bencana alam dan juga tidak terlihat secara kasat mata.
“Covid19 ini berbeda karena kasat mata dan belum ada obatnya, namun dampaknya nyata. Sehingga SRPB merasa perlu untuk sharing dengan kampung tangguh DX Patmanam ini,” lanjut Wawan.
Dari sharing ini SRPB kemudian bisa melakukan briefieng kepada jaringan relawannya terutama yang berada di daerah urban untuk bisa bergerak bersama dengan masyarakat mencegah penyearan covid19. Salah satu bentuknya dengan pembentukan fasilitator Desa Tangguh Bencana.
Ketua Satgas Covid19 DX Patmanam Agung Kurniawan menyambut baik kunjungan dari relawan SRPB, karena bisa menjadi ajang silaturahmi antar relawan dan memperkuat sinergi antar relawan dalam melawan covid19.
“Ini juga memperkuat tekad kami di kampung Dinoyo ini agar semakin solid untuk mencegah covid melalui model kampung tangguh semeru,” kata Agung.
Dalam sharing tersebut Agung menyadari bahwa daerah urban menjadi daerah yang potensial karena cukup sulit untuk menerapkan jaga jarak yang ideal dan juga kondisi warga yang heterogen. Namun menurut Agung kuncinya ada di komunikasi yang intensif dengan warga dalam memberi pemahaman dan edukasi tentang bahaya covid19 dan pencegahannya. Sehingga model ini bisa di duplikasi oleh relawan SRPB di daerah lain.
“Saya yakin dengan komunikasi yang intensif dan edukatif warga walaupun heterogen bisa di ajak untuk disiplin menerapkan hidup sehat agar terhindar dari Covid19,” pungkasnya.(sdk)