KANAL24, Malang – Setelah meraih penghargaan bronze medal pada ajang Scientific Paper tingkat Internasional Tahun 2021. Agri-X inovasi besutan 5 mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil menyabet gold medal di ajang Youth International Science Fair (YISF) yang diselenggarakan oleh platform riset Indonesia Indonesian Young Scientists Association (IYSA) pada 10-12 April 2021 dan pengumuman pemenang tanggal 16 April 2021 kemarin. Ajang ini diikuti oleh total 450 mahasiswa dari 250 tim berbeda dari 23 negara.
Kelima mahasiswa tersebut yakni Yudika Putra Perdana Pangaribuan dari Fakultas Teknik, Cecilia Fauziah dan Anton Meilus Putra dari Fakultas Pertanian, Rhobithotus Mufidah dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Rifqi Aqil Asyrof dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis di bawah bimbingan dosen Ir. Nurussa’adah M.T.
Kepada kanal24.co.id, Selasa (20/4/2021) ketua tim Yudika menuturkan aplikasi perangkat lunak yang mereka kembangkan bernama Agri-X. Agri-X mewadahi petani dengan berbagai fitur, seperti fitur Ruang Tani, Metani, GIS (Geographic Information System) dan fitur Barlitan.

Fitur Ruang Tani menyediakan informasi berbentuk berita atau artikel yang relevan mengenai sektor pertanian khususnya bagian bisnis. Disini petani diberikan informasi paling update dan relevan mengenai sektor pertanian, sehingga bisa lebih aktif dalam memperbarui sistem pertaniannya agar bisnisnya lebih sustainable.
“Kemudian, ada fitur Metani yang menyediakan fitur konsultasi antara petani dengan ahli pertanian. Petani dapat diuntungkan karena bukan hanya bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang di luar bidang pemahamannnya, tetapi bisa juga mendapatkan saran dari ahlinya secara langsung,” jelas Yudika.
Fitur selanjutnya yang ada di Agri-X adalah Geographic Information System (GIS) yang memberikan informasi akurat terkait kondisi lahan pertanian. Sistem ini membantu elemen masyarakat di bidang agrikultur untuk memahami kapan dan dimana lahan agar tepat dan akurat dalam melakukan kegiatan pertaniannya.
Terakhir, ada fitur Barlitan yang menyediakan koneksi antara petani dengan institusi resmi. Disini petani bisa lebih dekat dan lebih mudah mengakses bila ada kebutuhan tertentu dengan institusi terkait di bidang agrikultur.
“Semua fitur digabungkan ke dalam sebuah aplikasi yang diusahakan senyaman mungkin bagi petani dengan desain User Interface dan User Experience yang terbaik bagi demografi pertanian,” tambahnya.
Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro tersebut mengklaim, aplikasi yang timnya rancang merupakan aplikasi pertama yang menyediakan fitur bersifat 2 arah antara petani serta institusi terkait ataupun ahli dalam bidang pertanian. Aplikasi ini juga merupakan aplikasi pertama di Indonesia yang menyediakan fitur Geographic Information System (GIS) yang menginformasikan kontur daerah pertanian serta menyediakan informasi mengenai peluang bercocok tanam di sebuah daerah. (Meg)