KANAL24, Malang – Produksi garam rakyat dengan sistem tunnel yang dikembangkan oleh PSPK UB memilki keunggulan dapat menghasilkan garam kualitas satu. Peneliti garam PSPK UB, Andi Kurniawan menjelaskan bahwa metode yang dikembangkan oleh UB terbukti konsisten untuk hasil garamnya.
“Target pertama dari sistem ini adalah memproduksi garam dengan kandungan nacl setinggi-tinggi nya on farm,” kata Andi, Senin (27/9/2021).
Garam krosok produksi masyarakat biasanya dicuci terlebih dahulu untuk kemudian ditingkatkan kadar nacl nya dengan kisaran 85 persen. Namun dengan metode continuous dynamic mixing di green house tunnel konsisten menghasilkan diatas 95 persen.
“Penelitian kami konsisten menunjukkan hasil di green house tunnel menunjukkan kadar Nacl pada garam mencapai 95 persen bahkan dapat 97-98 persen,” lanjutnya.
Dengan demikian Andi menyatakan sebenarnya masyarakat petani garam di Indonesia dapat menghasilkan garam dengan kualitas satu atau K 1 dengan metode ini. Garam sendiri menurut Wakil Direktur II Pascasarjana UB ini ada beberapa tipe kualitas.
“Kualitas 1 adalah garam dengan kandungan Nacl 96,7 persen, K 2 adalah garam dengan Nacl 85-96 persen dan K3 yang dibawah 85 %,” imbuhnya.
Dengan produksi garam yang berkualitas bagus maka petani juga diuntungkan karena memiliki banyak pilihan pasar dengan harga yang kompetitif.
Andi menyebut dengan garam kualitas satu dapat membidik untuk kebutuhan garam aneka pangan dan garam kebutuhan penyamakan kulit, peternakan dan perikanan. (sdk)