Kanal24, Malang – SMA Brawijaya Smart School (BSS) kembali mengadakan acara Nyantrik pada tahun ini setelah pada tahun sebelumnya sempat terhenti karena adanya pandemi covid-19.
Nyantrik merupakan acara tahunan yang digelar oleh SMA BSS sebagai bentuk penggemblengan karakter siswa supaya lebih mandiri dan siap terjun ke masyarakat. Kali ini nyantrik diadakan pada tanggal 4-7 Oktober di dusun Ngebrong Desa Tawangsari Kecamatan Pujon.
Ketua pelaksana nyantrik Widyo Nugroho Adi menjelaskan bahwa nyantrik merupakan kegiatan belajar yang lebih menitikberatkan pada kehidupan sosial masyarakat secara langsung.
“Nyantrik itu berasal dari kata santri atau nyantri yang artinya menetap, jadi kegiatan nyantrik ini adalah kegiatan kemasyarakatan di mana siswa diajak belajar hidup bersama masyarakat untuk mengenal kearifan lokal, adat istiadat, budaya, dan tata krama utamanya terkait sopan santun dalam penggunaan bahasa jawa yang baik,” ujarnya.
Adi juga menjelaskan bahwa program nyantrik sudah berjalan selama 8 tahun dan sebelumnya dikenal dengan nama bakti sosial. Saat masih bernama bakti sosial kegiatan yang dilakukan siswa cenderung ke pemberian seperti pelayanan kesehatan masyarakat, sumbangan hingga bagi-bagi sembako atau pasar murah.
“Siswa yang ikut ada sekitar 410 siswa terdiri atas kelas 10 dan 11, mereka diberi tugas wajib dan tugas proyek, untuk tugas wajib yaitu mereka membuat dokumentasi kegiatan untuk kemudian diunggah masing-masing ke sosial media mereka, lalu untuk tugas proyeknya ini mereka berkelompok untuk mencari profil pelajar pancasila yang diajarkan oleh SMA BSS yaitu SMART (Spiritual, Motivated, Aktif, Religius, Respectful),” ujarnya.
Lurah Desa Tawangsari Miftakhul menyambut baik kegiatan nyantrik siswa SMA BSS tahun ini dengan menyatakan bahwa masyarakat desa juga bisa mendapat manfaat dari kegiatan ini misalnya seperti penjual makanan yang untung karena banyak siswa yang makan atau jajan dan para petani yang merasa terbantu oleh adanya siswa yang membantu panen. Beliau juga menjelaskan kalau kegiatan ini dapat membuka pemahaman baru bagi masyarakat desa terhadap siswa SMA BSS.
“Masyarakat sini sebagian besar adalah petani, setiap hari mereka ke sawah dan ladang. Jadi desa kami ini sangat cocok bagi siswa untuk belajar banyak hal. Saya harap setelah kegiatan ini siswa dapat mempraktikkan apa yang sudah dikembangkan selama di sini dan bisa melihat lebih jauh bahwa kehidupan bermasyarakat itu tidak semudah yang dipikirkan,” ucapnya
“Kalau respon masyarakat kami sendiri Alhamdulillah sementara ini tidak ada warga yang mengeluh. malah melalui program ini saya lihat warga saya dapat pemahaman baru kalau siswa dari sekolah elit itu juga bisa terjun membantu masyarakat, jadi saya harapkan setelah ini warga dapat lebih terbuka pada program semacam ini,” sambungnya.
Kegiatan nyantrik ini berlangsung selama 4 hari mulai hari Selasa hingga Jumat pagi. Selama kegiatan para siswa akan didampingi oleh para guru dan wali kelas masing-masing sehingga ketika siswa memerlukan sesuatu mereka bisa langsung menghadap ke wali kelasnya.
Selain para guru, OSIS SMA BSS juga turut diikutsertakan dalam acara kali ini untuk membantu memantau kondisi siswa selama kegiatan terutama terkait urusan kesehatan dan keamanan siswa. Pihak sekolah juga mengizinkan orang tua siswa untuk mengunjungi anaknya jika memang ada yang diperlukan.
Salah satu wali siswa yang berkunjung menyebut bahwa kegiatan tahunan ini sangat bagus untuk membentuk karakter remaja supaya bisa mandiri dan bersosialisasi ke masyarakat. Beliau juga menjelaskan bahwa anak-anak yang ikut terlihat menikmati kegiatan ini.
“Saya lihat anak saya cukup senang di sini dan untuk kegiatan ini saya rasa sudah bagus sesuai dengan harapan kami para orang tua, kegiatan ini membantu pembentukan karakter anak-anak untuk bisa siap terjun ke masyarakat, karena hal seperti ini kan tidak dapat ditemui di sekolah jadi melalui program ini pasti anak-anak akan mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu yang berharga,” jawab wali siswa tersebut. (elf)