Kanal24 – Tiga mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya menciptakan alat isi ulang untuk baterai motor listrik bernama Solarlithium. Alat ini menggunakan panel surya sebagai sumber daya pengisian baterai. Kelompok mahasiswa ini beranggotakan Dani Mahardika (Dani), Stanislaus Glorius Vigo Angeswara (Vigo) dan Adityadarma (Adit).
Dani Mahardika menjelaskan bahwa inovasi charger baterai motor listrik bertenaga surya ini didasari oleh keresahan mereka mengenai minimnya penggunaan energi terbarukan di Indonesia.
“Di Indonesia kan masalah terkait energi terbarukan masih kurang banget lah jadi kita ingin turut berpartisipasi aktif memajukan Indonesia dalam hal pemasokan energi terbarukan.” kata Dani programmer tim Solarlithium kepada Kanal24 saat ditemui di venue Expo BEF 2022 (8/11/2022).
Dengan panel surya buatan mereka ini masyarakat dapat melakukan isi ulang motor listrik di mana saja selama terdapat sinar matahari.
“Cara pemakaiannya ketika motor lagi parkir di bawah terik matahari bisa langsung dibentangkan solar chargernya dan dicolokan ke baterai” ungkap Dani sembari memperagakan produk mereka dan cara kerjanya.
Selain kemudahan dalam melakukan isi ulang, Harga yang ditawarkan untuk baterai Solarlithium ini juga cukup kompetitif, hanya dengan Rp1.700.000,00 bisa mendapatkan baterai tersebut dan apabila ditambah panel surya cukup menambah seharga Rp900.000,00 bila dibandingkan dengan harga pasaran lainnya rata-rata dapat mencapai dua hingga tiga juta rupiah hanya untuk baterainya saja.
Tidak hanya menciptakan teknologi panel surya untuk isi ulang baterai, kelompok mahasiswa ini juga mengintegrasikan baterai buatan mereka dengan aplikasi yang dapat dipantau dari smartphone. Melalui aplikasi ini masyarakat dapat dengan mudah melihat kondisi baterai dan konsumsi penggunaan baterai berdasarkan rentang waktu tertentu. Hal ini untuk mempermudah sistem perawatan baterai dan memberikan rasa aman bagi masyarakat dalam menggunakan motor listrik.
Pengembangan Solarlithium ini mendapatkan pendanaan dari Universitas Brawijaya melalui Program Mahasiswa Wirausaha. Dani dan timnya berharap Solarlithium bisa menarik investor untuk dapat diproduksi secara massal.(aan)