KANAL24, Jakarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa upaya pengadaan vaksin covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tetap mengacu standar dari WHO (World Health Organization) dan standar klinis yang berlaku secara internasional. Hal ini diperlukan demi memastikan agar vaksin yang nantinya diberikan ke masyarakat aman dan efektif.
Sri Mulyani menyatakan bahwa percepatan pengadaan vaksin juga diperlukan demi mengejar waktu agar virus tidak semakin meluas sehingga bisa menimbulkan dampak yang lebih dalam. Namun percepatan yang dilakukan tetap mengacu pada proses-proses yang benar dan terbukti secara ilmiah. Hal ini sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas beberapa waktu lalu.
“Semua harus tetap memenuhi pedoman standar yang sudah diadopsi secara internasional. Jadi [kapan] pelaksanaan program vaksinasi itu tergantung dari keseluruhan progres uji klinis dan apakah sudah mengikuti standar keamanan yang ada,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (27/10/2020).
Tahapan-tahapan yang ketat terkait dengan pangadaan vaksin dilakukan pemerintah demi memberikan keyakinan masyarakat agar program vaksinasi nantinya bisa berjalan lancar. Tim yang terlibat dalam pengadaan vaksin, baik yang nantinya akan didatangkan dari luar negeri ataupun yang diproduksi dalam negeri, akan memastikan bahwa semuanya dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan sesuai dengan standar yang ada.
“Jumlah [vaksin yang dibutuhkan] pasti akan jutaan, sekarang sudah masuk ke perencanaan detail. Kita sudah lakukan simulasi [untuk vaksinasi] di beberapa tempat. Setidaknya ada tiga tempat yaitu di Bogor, Bali dan Ambon untuk melihat kemungkinan implementasi vaksinasi seperti apa” ujarnya.
Mengingat jumlah vaksin yang dibutuhkan begitu banyak, Sri Mulyani mengakui bahwa kapasitas cold storage yang dimiliki Indonesia perlu untuk ditingkatkan. Pasalnya vaksin yang nantinya akan didistribusikan harus disimpan dengan suhu di bawah nol derajat celcius.
“Kemenkes telah melakukan evaluasi kapasitas kesehatan cold storage . Setidaknya 90 persen dari fasilitas kesehatan kita sudah memenuhi standar WHO. Tapi cold storage perlu ditambah,” ungkap Sri Mulyani.(sdk)