KANAL24, Lombok – Jika ke berkunjung ke Lombok kurang lengkap jika tidak ke desa ini. Sukarare salah satu desa sentra tenun kain Lombok yang masih menjaga keaslian proses menenun. Tim kanal24 mengikuti PT. Basmalah Tour Travel yang sedang melakukan Travelling Journey of Lombok bersama AMM (6-8/10/2019).
“Di sini untuk menjaga proses dan regenerasi ada awig-awig nya semacam peraturan adat yang resmi,” kata Ading yang memandu tim kanal24.co.id Senin (7/10/2019).
Peraturan tersebut adalah untuk remaja putri Desa Sukarare belum boleh menikah jika belum bisa menenun kain sehingga semua gadis desa ini dipastikan bisa menenun sejak remaja.
Desa Sukarare sendiri letaknya tidak jauh dari Bandara Internasional Lombok Praya sekitar 15 menit dengan kendaraan pribadi.
Berkunjung ke salah satu sentranya kita akan menjumpai deretan ibu-ibu yang sedang menenun dengan alat tradisional. Pengunjung bisa melihat semua proses dari mulai sikap duduk, memasukkan benang, menyisir hingga memukul benang untuk merapatkan susunan benang menjadi kain.
“Prosesnya harus telaten karena dikerjakan satu persatu sehingga untuk satu kain memakan waktu satu minggu hingga sebulan tergantung motif nya,” kata salah satu penenun.
Jika ingin melihat hasil jadinya juga bisa karena sudah ada tempat yang memajang hasil tenunan untuk dijual. Beragam motif kain dalam bentuk lembaran ada di ruang dalam. Untuk harga sendiri beragam pada rentang 100 ribu hingga 400 ribuan tergantung dari motifnya.
Pengunjung juga bisa mencoba kain yang sudah dibentuk menjadi pakaian pengantin pria dan wanita.
Para pemandu di Sukarare dengan cekatan akan memasangkan kain tenun yang dipakai untuk pengantin lengkap dengan aksesoris dan senjatanya.
Disini juga sudah disediakan tempat untuk berfoto mulai dari tempat pelaminan hingga replika rumah adat Sasak tersedia. Pengunjung bisa berfoto di spot yang tersedia sampai puas. (sdk)