KANAL24, Mulanya tahun 2016 berawal dari Kepala Desa Pujon Kidul, Udi Hartoko yang memiliki ide untuk menjadikan desanya menjadi sebuah desa wisata. Ia mengajak karang taruna desa tersebut yang dimpin oleh Amrul Muttaqin (Kang Ilun) bersama-sama dengan anggotanya memanfaatkan joglo yang berada di tengah sawah menjadi sebuah tempat wisata.
“Awalnya, cafe ini adalah joglo yang digunakan untuk tempat latihan musik dan tari anak-anak karang taruna. Lalu, pak kades bilang kalo joglo ini letaknya sangat strategis untuk dibuat menjadi tempat wisata karena letaknya di tengah sawah dan memiliki background pemandangan gunung. Jadi sangat pas kata pak kades. Akhirnya, saya dan teman-teman bikin awalnya tempat untuk ngopi, terus ramai pengunjung, jadilah dibikin cafe sawah,” tutur ilun Jumat (26/7/2019).
Dimulai tahun 2016, bersama-sama dengan Pokdarwis “Capung Alas” dan masyarakat sekitar, Ilun membuat tempat wisata cafe sawah terus berkembang hingga sekarang.
Pada awal berdirinya kafe ini hanya memiliki 1 bangunan saja. Akan tetapi, sekarang sudah berkembang hingga beberapa bangunan, seperti pusat oleh-oleh, tempat untuk ATV, Manduro, The Roud 78 (wisata naik kuda), lumbung padi, guest house, tempat parkir, musholla dan toilet umum.
“Untuk tempat pusat oleh-oleh di sini yang berjualan merupakan warga sekitar yang menyewa tempat ini. Toko oleh-oleh ini menjual baju, buah-buahan, sayur, ketela keju, minuman dan makanan. Awalnya, dulu harga sewa per tahun 6 juta sekarang sudah naik menjadi 15 juta per tahun. Hal ini karena semakin banyak pengunjung yang datang tiap tahun yang berdampak pada kenaikan omset jualan mereka,” jelasnya.
Untuk pengunjung weekdays mencapai 500 orang, sedangkan untuk weekend pernah mencapai 5.000 orang. Menurut ilun, hal ini lumrah terjadi karena di café sawah bukan hanya menyediakan menu makanan dan minuman khas pedesaan akan tetapi, juga menyediakan beberapa paket wisata lainnya.
“Ada 3 paket wisata yang kami sediakan. Pertama, edukasi pertanian mulai dari petik sayur hingga menanam padi, yang lahannya bukan hanya milik desa tetapi juga lahan sawah milik warga sekitar dengan menggunakan sistem mitra. Kedua, edukasi peternakan sapi dan olahan susunya. Ketiga, paket desa wisata,” jelas pemuda asli Bumiaji tersebut.
Harga tiket masuk ke cafe sawah sebesar 8 ribu, sedangkan untuk parkir sebesar 5 ribu. Terdapat juga penampilan kesenian dari beberapa dusun yang ada di desa Pujon Kidul. Akan tetapi, untuk penampilan ini hanya dilakukan di waktu-waktu tertentu pada saat pejabat pemerintah berkunjung.
Kesenian tersebut antara lain, kesenian tari sanduk Madura oleh Dusun Maron, kesenian pencak silat dan perkusi dari Dusun Bajan, dan kesenian kuda lumping dari Dusun Tulungrejo yang saat ini juga tengah digarap untuk menjadi brand kampong budaya.
“Harapan saya, cafe sawah ini bisa terus eksis dan pemuda-pemuda sekitarnya terus memberikan ide-ide kreatifnya agar cafe ini semakin inovatif,” tutup Ilun. (meg).