Kanal24, Malang — Ambassador-Designate of the Republic of Indonesia to the State of Qatar, Syahda Guruh Langkah Samudera, menegaskan bahwa kekuatan diplomasi Indonesia di dunia internasional terletak pada konsistensinya memegang idealitas konstitusi. Hal tersebut disampaikan dalam Kuliah Tamu Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB) bertajuk “Peran Diplomasi Luar Negeri dalam Penguatan Posisi Indonesia di Kancah Internasional”, Selasa (4/11/2025).
Menurut Syahda, diplomasi Indonesia tidak boleh kehilangan arah dari amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut menciptakan ketertiban dunia dan memperjuangkan perdamaian.
“Diplomasi kita harus selalu berlandaskan konstitusi. Indonesia adalah bagian dari upaya menciptakan perdamaian dunia, dan itu menjadi ruh dari setiap langkah diplomasi kita,” ujar Syahda.
Ia mencontohkan posisi Indonesia dalam berbagai forum internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB dan konferensi regional, yang selalu konsisten mendorong penyelesaian damai konflik global, terutama perjuangan kemerdekaan Palestina.

“Komitmen terhadap perdamaian dunia bukan hanya jargon, tetapi warisan sejarah sejak Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Itu PR diplomasi Indonesia yang harus terus dijaga,” tambahnya.
Dalam pesannya kepada mahasiswa hukum, Syahda menekankan pentingnya kemampuan analisis, retorika, dan literasi global sebagai bekal bagi generasi muda yang ingin berkiprah di dunia diplomasi.
“Mahasiswa harus bisa menyeimbangkan idealitas yang dipelajari di kampus dengan realitas diplomasi di lapangan. Lengkapi diri dengan kemampuan bahasa asing, riset, dan komunikasi internasional. Itu kunci untuk bisa bersaing di dunia global,” pesannya.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa FH UB, Dr. Muktiono, S.H., M.Phil, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi bagian dari strategi FH UB dalam menyiapkan mahasiswa agar mampu berperan di bidang hukum dan diplomasi internasional.
“Kami terus mengembangkan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan global. Di kompartemen hukum internasional, mahasiswa dibekali teori dan praktik diplomasi. Kami juga membuka kesempatan magang di Kementerian Luar Negeri serta mengadakan seminar dan riset tematik di bidang hukum internasional,” jelasnya.
Menurut Muktiono, FH UB berkomitmen mencetak lulusan yang memiliki visi internasional dan siap berkiprah di kancah diplomasi global.
“Kami ingin lulusan FH UB menjadi bagian dari upaya memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional melalui kompetensi hukum yang kuat dan etika global yang berkarakter,” pungkasnya.
Kuliah tamu ini menjadi ruang refleksi bagi mahasiswa hukum UB untuk memahami bagaimana diplomasi dan hukum internasional berjalan beriringan dalam menjaga kepentingan nasional sekaligus memperjuangkan nilai-nilai perdamaian dunia.(Din)










