KANAL24, Malang – Membangun Generasi Milenial Cinta Puspa dan Satwa Nasional untuk Indonesia Unggul, menjadi tema pada puncak peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2019 yang hari ini (17/11/2019) digelar di Kawasan UB Forest Dusun Sumbersari, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawangsa yang hadir pada peringatan itu, meresmikan Zona Konservasi Keanekaragaman Hayati JATIM CETTAR seluas 15 Ha yang juga berada di kawasan UB Forest. Selain itu, Khofifah juga melepas 5 ekor kijang dan 4 ekor rusa untuk kemudian masuk ke Area Penangkaran Satwa Liar Dilindungi.
Hadir mendampingi Gubernur Jatim, Bupati malang, perwakilan Bupati seluruh Jatim, perwakilan Ketua DPRD Jatim dan Kab. Malang, serta Kepala Dinas UPD seluruh Jatim. Dihadapan tamu yang hadir, Gubernur kelahiran Surabaya itu mengajak kepada seluruh warga Jawa Timur untuk membangun kecintaan kepada flora dan fauna sejak dini.
“Kalau ada waktu menanam, tanamlah. Kalau punya biji simpanlah, ketika di jalan lemparlah di titik-titik tertentu, suatu saat biji itu akan tumbuh. Karena sebentar lagi juga sudah musim hujan. Jadi, mencintai puspa dan satwa harus dimulai dari diri kita sendiri, dimulai dari hari ini kita bisa melakukan apa saja yang bisa memberikan makna bagi upaya untuk bisa mendukung keseimbangan alam kita,” paparnya.
Terkait dengan dibangunnya Zona Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Area Penangkaran Satwa Liar Dilindungi. Khofifah mengatakan bahwa Pemprov siap mendukung apa yang saat ini dilakukan oleh Universitas Brawijaya dalam hal ini UB Forest yang bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jatim dan Balai Besar KSDA Jawa Timur, Taman Safari Pasuruan, JATIM PARK 3, dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahua Indonesia).
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Nuhfil Hanani dalam sambutannya mengungkapkan bahwa UB Forest merupakan hutan pendidikan terbesar di Indonesia dengan luas 544,74 Ha. Hutan ini sudah digunakan sebagai sarana pendidikan dan UB sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di luar negeri untuk melakukan penelitian di hutan tersebut.
“Walaupun dengan sarana yang masih terbatas, tetapi hutan ini bisa menjadi kebanggaan Jawa Timur. Saya dapat pesan dari tim pengelola hutan sini, kemarin UB Forest satu-satunya hutan yang tidak mengalami kebakaran,” terang profesor asal Jember itu.
Nuhfil berharap, UB Forest nanti disamping menjadi hutan pendidikan, ada rencana untuk meningkatkan menjadi wisata hutan berbasis pendidikan sehingga demikian pembangunan UB Forest ini masih panjang dan Brawijaya selalu mendukung program-program yang dilakukan oleh Pemprov Jatim.
Ketua pelaksana, Dr. Asihing Kustanti menyebutkan rusa dan kijang yang berada di area penangkaran berasal dari daerah Sengkaling. Selain itu, juga dilakukan pelepasan burung kutilang ke alam bebas sebanyak 100 ekor yang juga berasal dari Sengkaling.
“Selain peresmian Zona Konservasi dan Area Penangkaran, hari ini juga dilaksanakan penandatanganan PKS (Perjanjian Kerja Sama) antara UB dengan DLH, UB dengan LIPI, dan UB dengan BKSDA. Isi perjanjiannya sesuai dengan Tupoksi masing-masing institusi, contoh kalau UB melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian. Lalu DLH akan masuk di perencanaan dan monitoring,” pungkas manager R&D UB Forest itu. (meg)