Kanal24, Malang – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menjadi tuan rumah The 71st TEFLIN International Conference yang diselenggarakan bersamaan dengan The 5th ICEL, The 5th ICOLLEC, dan The 2nd ISIALING, pada Rabu (8/10/2025) di Gedung Samantha Krida UB. Acara berskala internasional ini mempertemukan lebih dari 700 peserta dari dalam dan luar negeri untuk membahas transformasi pembelajaran bahasa Inggris di era kecerdasan buatan (AI).
Forum Internasional untuk Masa Depan Pengajaran Bahasa Inggris
Konferensi ini merupakan kegiatan tahunan dari Teaching of English as a Foreign Language in Indonesia (TEFLIN) — asosiasi profesional terbesar di Indonesia yang berfokus pada pengajaran bahasa Inggris. Tahun ini, Universitas Brawijaya dipercaya menjadi tuan rumah setelah sebelumnya diadakan di Bandung dan Aceh.
Baca juga:
UB Medcom dan KECE Media Jajaki Kolaborasi Penguatan TV Kampus

Presiden TEFLIN, Prof. Dra. Hj. Utami Widiati, M.A., Ph.D., menjelaskan bahwa tema konferensi kali ini menyoroti peran AI dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris. “Teknologi bisa berdampak positif maupun negatif, tergantung penggunaannya. Melalui konferensi ini, kami ingin menyoroti sisi positif AI agar dapat dimanfaatkan secara bijak dalam dunia pendidikan,” ujarnya.
Utami juga menambahkan bahwa konferensi ini menjadi momentum penting dalam menyambut kebijakan nasional baru, yakni penerapan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran wajib untuk siswa SD mulai kelas 3 pada tahun 2027. “Kami bersama Kementerian Pendidikan terus menyiapkan modul, bahan ajar, serta pelatihan bagi guru agar siap menghadapi kebijakan baru tersebut,” jelasnya.
Persiapan Panjang dan Kolaborasi Global
Ketua Pelaksana TEFLIN 2025, Prof. Dr. Zuliati Rohmah, M.Pd., mengungkapkan bahwa FIB UB telah mempersiapkan konferensi ini hampir satu tahun penuh. “Informasi kami sebarkan sejak awal tahun melalui jaringan asosiasi guru dan dosen bahasa Inggris di seluruh Indonesia. Antusiasme sangat tinggi, bahkan ada 37 pembicara internasional dari berbagai negara seperti Brasil, Korea, Jepang, Australia, dan Thailand,” tuturnya.
Meski sempat menghadapi tantangan administratif terkait visa bagi pembicara asing, panitia berhasil memastikan acara berjalan lancar. “Kami sempat dikejutkan oleh kebijakan baru imigrasi mengenai visa C10. Namun, berkat kerja keras tim, sebagian besar pembicara bisa hadir secara langsung, sementara sisanya berpartisipasi secara daring,” tambah Zuliati.
Integrasi AI dan Literasi Digital di Dunia Pendidikan

Dekan FIB UB, Sahiruddin, S.S., M.A., Ph.D., menegaskan bahwa tema utama TEFLIN 2025 sangat relevan dengan perkembangan zaman, yaitu bagaimana mengintegrasikan AI secara bijak dalam pembelajaran bahasa Inggris.
“Zaman teknologi membuat pembelajaran menjadi multimodal — anak-anak belajar dari teks, gambar, hingga video. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan multimedia agar meningkatkan literasi, bukan membuat generasi muda hanya bergantung pada media sosial,” ujarnya.
Sahiruddin menambahkan bahwa UB telah memasukkan literasi digital sebagai mata kuliah wajib di FIB, dan di tingkat universitas, Artificial Intelligence juga akan segera menjadi mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa. “Kami ingin membentuk generasi yang tidak hanya mampu menggunakan teknologi, tapi juga memiliki etika dan kesadaran dalam penggunaannya,” jelasnya.
Dukungan Penuh dari Universitas Brawijaya
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UB, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP, menyatakan dukungan penuh terhadap pelaksanaan TEFLIN 2025. “Ini bukan sekadar konferensi, tetapi juga wadah publikasi ilmiah yang kolaboratif dengan jurnal-jurnal terindeks internasional. UB sangat mendukung kegiatan bereputasi seperti ini,” tegasnya.
Imam menambahkan bahwa konferensi ini membuka peluang bagi para pengajar dan peneliti untuk berbagi pengalaman dalam transformasi digital pembelajaran bahasa Inggris. “Dari level kebijakan, penelitian, hingga praktik di kelas, semua dibahas di sini. Ini langkah strategis dalam mewujudkan pendidikan yang adaptif dan berdaya saing global,” pungkasnya.
Baca juga:
Program Magang Dibuka Ratusan Perusahaan Mitra Kampus Telah Mendaftar
TEFLIN ke-71 bukan hanya ajang akademik, tetapi juga momentum kolaborasi lintas negara untuk memperkuat kapasitas guru dan dosen bahasa Inggris di Indonesia. Melalui pelatihan bersama lembaga internasional seperti Regional English Language Office (RELO) US Embassy dan TESOL International, TEFLIN turut menyiapkan guru-guru agar siap mengajar di jenjang sekolah dasar.
Dengan semangat “Transforming English Education through AI and Digital Innovation”, konferensi ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam pengajaran bahasa Inggris di Indonesia—mengarahkan pendidikan menuju era yang lebih cerdas, inklusif, dan menyenangkan bagi generasi masa depan. (nid/dht)