Kanal24, Malang – Ban merupakan salah satu komponen paling vital dalam sepeda motor yang berperan penting terhadap keselamatan, kenyamanan, serta performa kendaraan. Salah satu aspek yang kerap luput dari perhatian para pengendara adalah tekanan angin pada ban. Padahal, menjaga tekanan angin ban motor tetap ideal bukan hanya sekadar rutinitas perawatan, melainkan langkah penting untuk menghindari potensi kecelakaan dan kerusakan dini pada kendaraan.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai pentingnya tekanan angin ban, mulai dari definisi, standar ideal berdasarkan jenis motor, risiko jika tekanan tidak sesuai, hingga cara memeriksa tekanan ban secara akurat.
Baca juga:
Strategi Rental Motor Malang Bertahan di Tengah Ketatnya Persaingan
Apa Itu Tekanan Angin Ban Motor?
Tekanan angin ban motor merujuk pada tekanan udara yang terdapat di dalam ban. Fungsi utama dari tekanan ini adalah untuk menunjang kinerja suspensi kendaraan, menjaga stabilitas, dan memberikan kenyamanan saat berkendara. Tanpa tekanan yang tepat, performa ban akan menurun drastis, yang berujung pada risiko kecelakaan.
Standar Tekanan Angin Berdasarkan Jenis Motor
Setiap jenis motor memiliki standar tekanan angin yang berbeda-beda, tergantung dari karakteristik dan beban kerja ban tersebut. Berikut adalah panduan umum yang bisa dijadikan acuan:
- Motor Sport
- Ban depan: 32–34 psi
- Ban belakang: 39–41 psi
- Ban depan: 32–34 psi
- Motor Bebek
- Ban depan: 29–30 psi
- Ban belakang: 31–33 psi
- Ban depan: 29–30 psi
- Motor Matic
- Ban depan: 29 psi
- Ban belakang: 33–36 psi
- Ban depan: 29 psi
- Motor Trail
- Ban depan dan belakang: 22–25 psi
- Ban depan dan belakang: 22–25 psi
Namun, angka di atas bisa berbeda tergantung dari pabrikan. Oleh karena itu, penting untuk merujuk pada buku manual kendaraan untuk mengetahui tekanan angin ban yang direkomendasikan secara spesifik.
Dampak Tekanan Angin yang Tidak Sesuai
Mengabaikan tekanan angin ban yang ideal bisa berakibat fatal, baik bagi pengendara maupun motor itu sendiri. Berikut beberapa risiko yang muncul:
- Ban Lebih Cepat Aus
Tekanan yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan bagian tertentu pada ban mengalami keausan lebih cepat. - Risiko Kecelakaan Meningkat
Tekanan tidak ideal mengganggu kestabilan dan kendali motor, terutama saat melaju di tikungan atau dalam kecepatan tinggi. - Traksi Menurun
Daya cengkeram ban terhadap aspal berkurang, terutama saat hujan atau di permukaan jalan yang licin. - Konsumsi BBM Meningkat
Ban yang kekurangan tekanan menciptakan hambatan lebih besar saat berjalan, sehingga mesin bekerja lebih keras dan lebih boros bahan bakar.
Cara Mengukur Tekanan Angin dengan Tepat
Untuk menjaga tekanan angin dalam kondisi optimal, pengendara disarankan menggunakan alat ukur khusus bernama tyre pressure gauge. Alat ini tersedia dalam beberapa varian seperti mekanik, analog, dan digital.
Langkah-langkah penggunaannya:
- Buka tutup pentil ban.
- Tempelkan alat pada pentil hingga terdengar suara desis udara.
- Perhatikan angka yang muncul di layar atau indikator.
- Tambahkan atau kurangi tekanan sesuai kebutuhan.
Manfaat Menjaga Tekanan Angin Ban Tetap Ideal
Menjaga tekanan angin ban tetap ideal memberikan sejumlah manfaat nyata, di antaranya:
- Meningkatkan stabilitas dan kontrol berkendara
- Memperpanjang usia ban
- Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar
- Meningkatkan keamanan saat berkendara jarak jauh maupun dekat
Baca juga:
Waktu Servis Motor yang Tepat Biar Awet dan Irit
Kapan Waktu yang Tepat untuk Memeriksa Tekanan Ban?
Idealnya, tekanan ban perlu dicek setiap dua minggu sekali. Namun jika terasa ada yang tidak nyaman saat berkendara — misalnya motor terasa lebih berat, oleng, atau konsumsi BBM terasa meningkat — maka segeralah periksa tekanan angin ban Anda.
Langkah sederhana ini bisa menjadi penentu keselamatan dan kenyamanan Anda di jalan raya. Jangan tunggu ban aus atau terjadi hal yang tidak diinginkan di jalan, selalu pastikan tekanan angin ban motor Anda berada pada tingkat yang ideal. (zid)