KANAL24, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menerima kunjungan dari delegasi United States-Association of South East Asian Nations Business Council (US-ABC) pada Selasa (3/12/2019).
Pertemuan ini bertujuan untuk saling bertukar pandangan mengenai cara-cara meningkatkan hubungan business to government (B2G) yang lebih positif, membuat lingkup aturan yang lebih kompetitif, dan membentuk ekosistem bisnis yang lebih berkualitas di Indonesia.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir mengatakan, melalui pertemuan tersebut, kedua negara saling menggali potensi untuk peningkatan bisnis yang saling menguntungkan.
“Jadi, untuk memperluas kerja sama perdagangan, kita harus berfokus pada usaha kolaboratif untuk mencapai nilai perdagangan sebesar USD60 juta dalam jangka waktu lima tahun ke depan, terutama dalam industri komplementer,” ujar Iskandar di Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Untuk periode lima tahun mendatang, Iskandar menyebut bahwa prioritas utama pemerintah yaitu peningkatan daya saing nasional melalui transformasi ekonomi. Caranya dengan mengubah tatanan perekonomian Indonesia yang tadinya bergantung pada sumber daya alam (SDA) menjadi lebih memajukan industri manufaktur dan jasa.
“Untuk mencapai target tersebut, kami telah memetakan strategi dan langkah prioritas jangka pendek dan menengah dalam perioe 2020-2025. Jangka pendeknya, kami membuat 18 program prioritas yang akan diselesaikan dalam enam bulan ke depan. Quick Wins-nya antara lain Kartu Pra Kerja, Omnibus Law, pengembangan industri petrokimia dan percepatan settlement negosiasi perdagangan,” tutur Iskandar.
Sedangkan untuk jangka menengah selama 5 tahun ke depan, ungkap Iskandar, pihaknya telah mendesain 38 program strategis. Contohnya, implementasi program mandatori B30, akselerasi eskpor dan industrialisasi, perbaikan sistem logistik nasional, penyelesaian sengketa perdagangan bilateral dan multilateral, serta perbaikan iklim dan ekosistem investasi serta kemudahan berusaha (ease of doing business), baik bagi investor lokal maupun asing.
AS merupakan mitra dagang ketiga terbesar untuk Indonesia setelah Tiongkok dan Jepang. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (2018), nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan AS sebesar USD28,6 miliar, naik 10,42 persen dari jumlah USD25,9 miliar di 2017. Sementara, investasi langsung (foreign direct investment/FDI) AS di Indonesia senilai USD1.217 juta untuk 572 proyek. (sdk)