Oleh : Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si.*
- Ketika Berperang di Jalan Allah (عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ وَحُضُورِ الْقِتَالِ)
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ – أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ – الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا» (رواه أبو داود)
Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua waktu yang tidak akan ditolak (atau jarang ditolak) doa padanya: (yaitu) ketika adzan dan ketika perang berkecamuk, ketika sebagian mereka berhadapan dengan sebagian yang lain.” (HR. Abu Daud)
- Ketika Mengunjungi Orang Sakit (عِنْدَ عِيَادَةِ الْمَرِيضِ)
Meskipun tidak ada dalil sahih yang secara spesifik menyebutkan waktu ini sebagai waktu mustajab bagi orang yang menjenguk, doa orang yang saleh dan beriman memiliki keutamaan. Mendoakan kesembuhan bagi orang sakit adalah amalan yang mulia dan diharapkan Allah mengabulkan doa tersebut, terutama jika yang mendoakan adalah orang yang dekat dengan Allah. - Ketika dalam Keadaan Terdesak dan Sangat Membutuhkan Pertolongan Allah (عِنْدَ الِاضْطِرَارِ الشَّدِيدِ)
﴿أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ﴾ (النمل: 62)
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan menghilangkan kesusahan serta menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah ada tuhan selain Allah? Sedikit sekali kamu mengingat(Nya).” (QS. An-Naml: 62)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah sangat dekat dengan orang yang berada dalam kesulitan dan akan mengabulkan doanya.
- Ketika Meminta dengan Nama-Nama Allah yang Maha Indah (Asmaul Husna) (عِنْدَ الدُّعَاءِ بِأَسْمَاءِ اللَّهِ الْحُسْنَى)
﴿وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ﴾ (الأعراف: 180)
“Dan Allah memiliki Asmaul Husna (nama-nama yang maha indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Kelak mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 180)
Ayat ini memerintahkan kita untuk berdoa kepada Allah dengan menyebut nama-nama-Nya yang indah, yang menunjukkan sifat-sifat-Nya yang sempurna. Hal ini diyakini sebagai salah satu cara agar doa lebih dikabulkan.
- Doa Pemimpin yang Adil (دَعْوَةُ الْإِمَامِ الْعَادِلِ)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ» (رواه الترمذي وابن ماجه)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa ketika ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
- Ketika Sedang Melakukan Ibadah Haji atau Umrah di Tanah Suci (فِي الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ وَالْأَمَاكِنِ الْمُبَارَكَةِ)
Tanah suci Makkah dan Madinah adalah tempat-tempat yang diberkahi. Melakukan ibadah haji dan umrah adalah ibadah yang agung, dan berdoa di tempat-tempat mulia ini, terutama di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, sangat dianjurkan dan diharapkan doa lebih dikabulkan. - Ketika Melakukan Tawaf di Ka’bah (عِنْدَ الطَّوَافِ بِالْكَعْبَةِ)
28.
Tawaf adalah salah satu ritual penting dalam ibadah haji dan umrah. Berdoa sambil melakukan tawaf, terutama di Multazam (antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah), sangat dianjurkan.
- Ketika Berada di Multazam (عِنْدَ الْمُلْتَزَمِ)
Multazam adalah tempat yang sangat mustajab untuk berdoa di Masjidil Haram, yaitu dinding antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Para sahabat dan ulama terdahulu sangat bersemangat untuk berdoa di tempat ini. Meskipun tidak ada hadis sahih yang secara spesifik menyebutkan keutamaannya, praktik para sahabat dan generasi setelahnya menunjukkan hal tersebut. - Ketika Berada di Hijir Ismail (حِجْرِ إِسْمَاعِيلَ)
Hijir Ismail adalah bagian melengkung di sisi Ka’bah. Dahulu, tempat ini merupakan bagian dari bangunan Ka’bah. Shalat dan berdoa di dalamnya memiliki keutamaan. - Ketika Berada di Mina, Arafah, dan Muzdalifah selama Ibadah Haji (فِي مَشَاعِرِ الْحَجِّ (مِنَى، عَرَفَةَ، مُزْدَلِفَةَ)
Tempat-tempat suci ini memiliki keutamaan tersendiri dalam ibadah haji. Berdoa di tempat-tempat ini, terutama pada hari Arafah, sangat dianjurkan.
- Ketika Khatam Al-Qur’an (عِنْدَ خَتْمِ الْقُرْآنِ)
Meskipun tidak ada hadis sahih yang secara spesifik menyebutkan waktu khatam Al-Qur’an sebagai waktu mustajab, namun banyak ulama yang menganjurkan untuk berdoa setelah menyelesaikan membaca seluruh Al-Qur’an. Hal ini didasarkan pada keutamaan membaca Al-Qur’an dan harapan keberkahan saat mengkhatamkannya. Beberapa atsar (perkataan sahabat) juga menunjukkan praktik berdoa saat khatam Al-Qur’an.
- Ketika Melihat Ka’bah Pertama Kali (عِنْدَ رُؤْيَةِ الْكَعْبَةِ أَوَّلَ مَرَّةٍ)
Sebagian ulama berpendapat bahwa saat pertama kali melihat Ka’bah adalah waktu yang mustajab untuk berdoa. Pendapat ini didasarkan pada atsar dan anggapan bahwa momen melihat kiblat pertama umat Islam dengan penuh kekaguman dan pengharapan adalah waktu yang istimewa. - Ketika Menyaksikan Jenazah dan Menshalatkannya (عِنْدَ شُهُودِ الْجَنَازَةِ وَالصَّلَاةِ عَلَيْهَا)
Mengiringi jenazah dan menshalatkannya adalah amalan yang dianjurkan. Dalam suasana mengingat kematian dan akhirat, hati diharapkan lebih lembut dan khusyuk untuk berdoa, baik untuk jenazah maupun untuk diri sendiri. - Ketika Berziarah Kubur (عِنْدَ زِيَارَةِ الْقُبُورِ)
Tujuan utama ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan mendoakan ahli kubur. Mendoakan kaum muslimin yang telah meninggal adalah amalan yang baik dan diharapkan dikabulkan oleh Allah. - Ketika Terjadi Angin Kencang dan Peristiwa Mengerikan (عِنْدَ هُبُوبِ الرِّيَاحِ الشَّدِيدَةِ وَالْأَحْدَاثِ الْمُخِيفَةِ)
Dalam kondisi genting dan menakutkan, manusia secara naluriah akan lebih mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa memohon perlindungan. Ini adalah waktu di mana hati lebih tunduk dan berharap kepada-Nya. - Ketika Mendengar Kokok Ayam di Malam Hari (عِنْدَ سَمَاعِ صِيَاحِ الدِّيَكَةِ لَيْلًا)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِذَا سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ، فَإِنَّهَا رَأَتْ مَلَكًا» (رواه البخاري ومسلم)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila kalian mendengar kokok ayam, maka mintalah karunia Allah, karena sesungguhnya ia melihat malaikat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menganjurkan untuk berdoa ketika mendengar kokok ayam karena malaikat sedang turun, yang merupakan waktu keberkahan.
- Ketika Meminta Perlindungan dari Kejahatan Setan (عِنْدَ الِاسْتِعَاذَةِ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ)
Memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan adalah tindakan yang dianjurkan setiap saat, terutama ketika merasa adanya gangguan. Doa perlindungan ini diharapkan dikabulkan oleh Allah. - Ketika Berdoa dengan Sungguh-Sungguh dan Merendahkan Diri (عِنْدَ الْإِلْحَاحِ فِي الدُّعَاءِ وَالتَّذَلُّلِ لِلَّهِ)
Meskipun bukan waktu tertentu, kesungguhan dalam berdoa, mengulang-ulang permintaan, dan merendahkan diri di hadapan Allah adalah kunci terkabulnya doa. Allah menyukai hamba-Nya yang terus meminta dan berharap kepada-Nya. - Ketika Mengalami Mimpi Buruk dan Memohon Perlindungan Allah (عِنْدَ رُؤْيَةِ الرُّؤْيَا السَّيِّئَةِ وَالِاسْتِعَاذَةِ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا)
Ketika mengalami mimpi buruk, disunnahkan untuk memohon perlindungan kepada Allah dari keburukannya. Doa dalam kondisi ini diharapkan dapat menjauhkan dari dampak buruk mimpi tersebut.
- Ketika Memohon Petunjuk dalam Kebimbangan (عِنْدَ الِاسْتِخَارَةِ لِطَلَبِ الْخِيَرَةِ)
Shalat istikharah adalah shalat sunnah yang dilakukan untuk memohon petunjuk Allah dalam memilih antara dua atau lebih pilihan. Doa yang dipanjatkan setelah shalat istikharah diharapkan akan membimbing kepada pilihan yang terbaik menurut Allah. - Ketika Berdoa untuk Kebaikan Orang Lain (الدُّعَاءُ لِلْغَائِبِ)
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يَدْعُو لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ إِلَّا قَالَ الْمَلَكُ: وَلَكَ بِمِثْلٍ» (رواه مسلم)
Dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang hamba muslim berdoa untuk saudaranya (sesama muslim) dari kejauhan, melainkan malaikat akan berkata: ‘Dan bagimu juga seperti itu.'” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan keutamaan dan kemungkinan besar terkabulnya doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuan saudaranya tersebut.
- Ketika Mengucapkan Kalimat Istirja’ (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) Saat Tertimpa Musibah (عِنْدَ قَوْلِ: إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ عِنْدَ الْمُصِيبَةِ)
Mengucapkan kalimat istirja’ adalah bentuk kepasrahan kepada Allah saat ditimpa musibah. Setelah mengucapkan kalimat ini, dianjurkan untuk berdoa memohon pertolongan dan ganti yang lebih baik dari Allah.
- Ketika Merasakan Kelembutan Hati dan Air Mata Menetes karena Takut atau Harap kepada Allah (عِنْدَ رِقَّةِ الْقَلْبِ وَدَمْعَةِ الْخَشْيَةِ أَوِ الرَّجَاءِ)
Momen ketika hati menjadi lembut dan air mata menetes karena takut kepada Allah atau mengharapkan rahmat-Nya adalah waktu yang sangat berharga untuk berdoa. Kondisi hati yang demikian lebih dekat dengan kekhusyukan dan keikhlasan.
*) Dr. Akhmad Muwafik Saleh, S.Sos. M.Si., Dosen FISIP UB, Pengasuh Pesantren Mahasiswa Tanwir Al Afkar