Kanal24, Batu — Pemberdayaan perempuan memiliki peran krusial dalam meningkatkan produktivitas masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Dengan melibatkan perempuan dalam kegiatan pengelolaan lingkungan, seperti pengelolaan sampah organik, potensi untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat semakin besar. Hal inilah yang menjadi fokus utama Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB) melalui program pemberdayaan perempuan di Desa Tulungrejo, Kota Batu.
Tim yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, M.S, Dr. Lintar Brilian Pintakami, SP, Henny Rosalinda, S.IP., M.A, dan Yusuf Mahardika Nurin, S.P., menjalankan program ini dengan tujuan memberikan edukasi dan pendampingan bagi ibu rumah tangga yang tergabung dalam bank sampah. Fokus program ini adalah bagaimana mengelola sampah organik menjadi pupuk kompos, yang dapat memberikan nilai ekonomi sekaligus menjaga lingkungan.
Yusuf Mahardika Nurin, S.P., menjelaskan bahwa pentingnya pengelolaan sampah organik di tingkat rumah tangga dapat mengurangi sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). “Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan dapat diolah menjadi pupuk kompos yang bernilai ekonomis. Dengan cara ini, masyarakat tidak hanya berkontribusi terhadap pengurangan sampah, tetapi juga dapat memanfaatkannya untuk pertanian mereka sendiri,” jelas Yusuf.

Program ini juga diperkuat dengan pengenalan teknologi tepat guna berupa mesin pencacah sampah skala kecil, yang membantu proses pengolahan sampah organik menjadi kompos. Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, M.S., menekankan bahwa program ini tidak hanya fokus pada penyuluhan, tetapi juga pada penerapan teknik budidaya tanaman ramah lingkungan, seperti metode kokedama—teknik penanaman menggunakan media sabut kelapa.
“Kokedama adalah salah satu inovasi yang bernilai jual tinggi. Ini bisa menjadi peluang bisnis bagi para ibu di Tulungrejo, karena dapat dipasarkan sebagai suvenir atau hiasan rumah,” kata Prof. Keppi.
Selain itu, Prof. Keppi menambahkan bahwa pengelolaan sampah dan limbah pertanian di Tulungrejo dapat menjadikan desa tersebut mandiri dalam pengelolaan limbah. “Kami ingin perempuan di desa ini bisa memanfaatkan limbah pertanian untuk dijadikan pupuk kompos, atau bahkan produk bernilai ekonomi lainnya,” lanjutnya.
Dr. Lintar Brilian Pintakami, SP, melihat potensi pasar yang besar untuk produk kokedama, baik di dalam negeri maupun luar negeri, seperti Jepang dan Amerika Serikat. “Dengan bahan baku yang mudah didapatkan dan harga jual yang tinggi, kokedama adalah peluang bisnis yang sangat menjanjikan bagi ibu-ibu di Desa Tulungrejo,” ujarnya.
Program ini tidak hanya menekankan pada aspek teknis, tetapi juga mendorong kesadaran akan pentingnya kemandirian dan pemberdayaan perempuan. Henny Rosalinda, S.IP., M.A., menegaskan bahwa keterlibatan perempuan dalam pengelolaan sampah organik merupakan solusi penting bagi masalah lingkungan di Kota Batu.

“Ibu-ibu memiliki peran penting dalam mengelola rumah tangga. Jika inisiatif ini diterapkan lebih luas, kita bisa mencapai kemandirian dalam pengelolaan sampah di Tulungrejo dan bahkan Malang Raya,” ungkap Henny.
Sementara itu Sugi Hartati, pengelola Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Tulungrejo, mengapresiasi program yang digagas oleh Tim Doktor Mengabdi UB. “Ilmu yang kami dapatkan sangat bermanfaat, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga. Kini, kami lebih paham cara mengelola limbah rumah tangga dan pertanian menjadi sesuatu yang berguna,” katanya.
Hal senada disampaikan oleh Nunuk Suciani, anggota Bank Sampah Gebetan Tulungrejo, yang mulai mempraktikkan pengolahan kompos di kebun dan sawahnya. “Sisa sayuran dan kotoran ayam saya olah menjadi kompos, dan hasilnya sangat baik untuk tanaman. Tanaman tomat yang sebelumnya kerdil, sekarang tumbuh besar dan berbuah lebat setelah diberi pupuk kompos,” jelasnya.
Program pemberdayaan perempuan ini diharapkan terus berlanjut dan membawa manfaat jangka panjang, tidak hanya dalam pengelolaan sampah, tetapi juga dalam meningkatkan kemandirian ekonomi dan produktivitas perempuan di Desa Tulungrejo dan sekitarnya. (nid/yor)