KANAL24, Malang – Porang merupakan salah satu tanaman lokal asli Indonesia yang saat ini sedang tren dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia. Desa Jombok, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek menjadi salah satu daerah yang mengembangkan porang sebagai hasil pertanian masyarakat. Panen raya porang di Desa Jombok dilakukan pada bulan Agustus 2021. Berkaitan dengan banyaknya porang yang dihasilkan oleh petani, maka peneliti porang dari UB berinisiatif untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat guna mengembangkan porang untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
Peneliti porang dari UB yaitu Prof. Ir. Simon Bambang W. M.App.Sc. dan Ahmad Zaki Mubarok, Ph.D. melalui Program Dosen Berkarya UB melakukan kegiatan pendampingan di Desa Jombok. Peran aktif BUMDES dalam mengakomodasi keinginan anggotanya dan mengomunikasikan dengan pihak kami. Sehingga sinergi positif terjalin dengan adanya kegiatan pendampingan di lokasi mitra tersebut berupa pelatihan pembuatan produk bakso dan mie porang/shirataki sebagai produk turunan porang.
“Kami melihat produk mie kan banyak digemari masyarakat sehingga ini dibuat pelatihan dan pendampingan mie dari porang,” kata Simon, Rabu (17/11/2021).
Prof. Ir. Simon Bambang W. M.App.Sc menyerahkan mie porang hasil penelitian UB (mega kanal24)
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 14 November 2021 dengan mengusung tema “Pendampingan Pengembangan Industri Pengolahan Pangan Berbasis Porang di Desa Jombok, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek.” Pelaksanaan kegiatan diawali dengan pemaparan tentang porang secara umum dan dilanjutkan penjelasan cara pembuatan bakso dan mie shirataki dari porang. Selanjutnya dilakukan praktek pembuatan bakso kepada masyarakat desa.
Masyarakat desa memberikan antusiasme yang positif terhadap pelaksanaan kegiatan dengan turut aktif mengikuti kegiatan hingga selesai. Diharapkan dari kegiatan ini, masyarakat Desa Jombok bisa mengembangan produk turunan dari porang untuk peningkatan ekonomi dan menjadikan Desa Jombok sebagai sentra industri porang.
“Kami senang karena antusias warga tinggi untuk mengikuti kegiatan ini. Inovasi ini harus terus di kembangkan agar produk turunan porang dapat terus berjalan,” tutup Simon. (sdk)