KANAL24, Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) mengakui saat ini struktur pemenuhan energi nasional masih didominasi dari sumber energi fosil. Secara total sumber energi fosil mencapai 88,8 persen di tahun 2020 lalu.
Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM , Dadan Kusdiana, menjelaskan tahun 2020 lalu porsi energi fosil dalam bauran energi primer terdiri dari 38 persen batubara, 19,2 persen gas alam dan 31,6 persen minyak bumi. Sedangkan untuk porsi EBT baru 11,2 persen.
Sementara itu di tahun 2025 mendatang porsi EBT ditargetkan meningkat menjadi 23 persen. Kemudian porsi minyak bumi turun menjadi 25 persen, gas alam 22 persen dan batubara 30 persen. Dijelaskan bahwa pemanfaatan EBT dan gas bumi akan terus dioptimalkan sehingga bisa meningkatkan pemanfaatan energi bersih.
“Pada tahun 2025 mendatang target konsumsi energi 1,4 TOE per kapita dan konsumsi listrik 2.500 Kwh per kapita,” kata Dadan dalam keterangannya, Rabu (17/11/2021).
Sementara itu, Dadan menegaskan bahwa potensi pengembangan EBT di Indonesia sangat besar. Hingga saat ini pemanfaatan EBT baru sekitar 0,3 persen dari total potensi. Secara rinci tenaga Surya potensinya mencapai 3.295 Gigawatt (Gw), namun baru termanfaatkan sebesar 194 Megawatt (Mw).
Kemudian energi hidro potensi mencapai 95 Gw dan hanya dimanfaatkan sekitar 6,4 Gw. Sementara bioenergi potensi mencapai 57 Gw dan baru termanfaatkan 1,9 Gw, energi angin potensi sebesar 155 Gw dan yang termanfaatkan baru sekitar 154 Mw. Sedangkan energi panas bumi potensi diperkirakan mencapai 24 Gw dengan posisi pemanfaatan mencapai 2,1 Gw. Untuk energi laut potensinya 60 Gw dan sepenuhnya belum termanfaatkan.
“Ini jadi modal kita memastikan transisi energi dari energi yang berasal dari dalam negeri (EBT) sekaligus bisa berkontribusi pada penurunan impor yang selama ini terjadi,” pungkasnya.(sdk)