Kanal24 – Pelari pemula seringkali merasa bingung ketika akan mulai berlari. Seberapa jauh jarak yang harus ditempuh? Seberapa intens kecepatan yang diperlukan? Apakah program latihan yang dilakukan sudah benar? Atau seseorang hanya lari berdasarkan keinginan dan mood, ketika ia merasa tubuhnya sedang dalam kondisi yang baik lantas menambah porsi latihan tanpa mengontrol pace.
Dalam olahraga lari ada istilah yang disebut pace. Pace lari adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pelari dalam menempuh jarak tertentu. Pace ini digunakan untuk mengukur tempo atau kecepatan lari per kilometer atau mil, misalnya seseorang memerlukan waktu 8 menit 15 detik untuk lari 1 kilometer berarti pace pelari tersebut adalah 8:15/km.
Aturan 80/20 adalah pembagian intensitas lari yang disarankan dalam seminggu. 80% untuk lari pelan sampai sedang, dan 20% untuk lari cepat dan intens. Misalnya jarak total lari adalah 10 km, maka sebaiknya jarak lari tersebut dibagi menjadi 8 km lari pelan sampai sedang, dan 2 km lari intens.
Mungkin selama ini banyak orang berpikir bahwa para atlet lari pasti berlatih sangat intens dan menguras tenaga. Padahal tidak seperti itu, para atlet mempunyai program latihan yang terstruktur dan tidak selamanya berintensitas tinggi. Kebanyakan dari mereka memakai aturan 80/20 karena dengan menggunakan aturan ini mereka dapat mengontrol intensitas lari, kapan harus pace sedang, kapan harus cepat. Selain itu, dengan menggunakan aturan 80/20, tubuh tidak terbebani karena porsi lari pelan dan cepat terbagi secara proporsional, sehingga performa tubuh tetap terjaga.
Perlu diingat bahwa dalam berolahraga, konsistensi lebih penting daripada intensitas. Memaksakan tubuh untuk berolahraga di luar batas kemampuan adalah hal yang sia-sia. Tubuh tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal ketika kita tidak konsisten dalam berolahraga. Ketika kita memaksakan tubuh untuk berolahraga secara ekstrem, tetapi dengan konsistensi yang rendah hal itu justru sangat berbahaya karena dapat mengakibatkan cedera. (azk)