KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada perdagangan hari ini diperkirakan melanjutkan proses koreksi wajar, setelah kemarin ditutup melemah sebesar 0,45 persen ke level 6.169.
Menurut analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, saat ini indikator MACD masih berada di area negatif, sedangkan indikator Stochastic dan RSI berada di area netral.
“Di sisi lain, terlihat pola downward bar yang mengindikasikan masih adanya potensi koreksi wajar pada pergerakanIHSG , sehingga indeks berpeluang menuju support terdekat,” ujar Nafan, di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Lebih lanjut Nafan menyebutkan, support pertama dan kedua berada di level 6.146 dan 6.086, sedangkan resistance pertama dan kedua di posisi 6.196 dan 6.230.
Dengan demikian, jelas dia, perkiraan terjadinya koreksi lanjutan pada laju IHSGhari ini bisa disikapi pelaku pasar dengan mengakumulasi tujuh saham berikut:
1. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), Daily (Rp3.800) (RoE: 7,76%; PER: 19,45x; EPS: 195,38; PBV: 1,51x; Beta: 0,82). Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah bollinger dan terlihat bullish engulfing line candlestick pattern yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada kisaran Rp3.700-3.810, dengan target harga secara bertahap di level Rp3.950, 4.140 dan 4.730. Support: Rp3.640.
2. PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), Daily (Rp290) (RoE: 3,09%; PER: 18,78x; EPS: 15,44; PBV: 0,58x; Beta: 1,58). Terlihat pola bullish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada kisaran Rp288-292, dengan target harga secara bertahap di level Rp296, 332, 370 dan 404. Support: Rp288, 276 dan 260.
3. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), Daily (Rp7.350) (RoE: 12,67%; PER: 8,91; EPS: 825,32; PBV: 1,13; Beta: 1,95). Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah bollinger dan terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada kisaran Rp7.150-7.400, dengan target harga di level Rp7.550, 7.775, 8.250 dan 8.625. Support: Rp7.000.
4. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), Daily (Rp1.960) (RoE: 10,32%; PER: 7,88x; EPS: 248,82; PBV: 0,81x; Beta: 1,81). Terlihat indikator MACD masih menunjukkan sinyal positif dan indikator RSI mulai menunjukkan jenuh jual atau oversold. “Akumulasi Beli” pada kisaran Rp1.950-1.970, dengan target harga secara bertahap di level Rp2.160 dan 2.660. Support: Rp1.900.
5. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Daily (Rp6.975) (RoE: 13,77%; PER: 11,78x; EPS: 585,74; PBV: 1,62x; Beta: 1,4). Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah bollinger dan terlihat pola white bozu candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli. “Akumulasi Beli” pada kisaran Rp6.800-7.000, dengan target harga secara bertahap di level Rp7.150, 7.425, 8.050 dan 8.650. Support: Rp6.800 dan 6.650.
6. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), Daily (Rp18.725) (RoE: 5,78%; PER: 54,12x; EPS: 345,96; PBV: 3,11x; Beta: 1,62). Terlihat pola hammer candle yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada kisaran Rp18.250-18.750, dengan target harga secara bertahap di level Rp19.125, 21.250, 23.375 dan 25.500. Support: Rp18.000 dan 17.000.
7. PT United Tractors Tbk (UNTR), Daily (Rp20.575) (RoE: 18,32%; PER: 6,86x; EPS: 3013,58; PBV: 1,27x; Beta: 0,91). Pergerakan harga masih bertahan di atas garis bawah bollinger dan terlihat pola upward bar yang mengindikasikan adanya potensi stimulus beli pada pergerakan harga saham. “Akumulasi Beli” pada kisaran Rp20.400-20.600, dengan target harga secara bertahap di level Rp21.225, 23.875 dan 25.500. Support: Rp19.500. (sdk)