Kanal24, Malang — Bagi Universitas Brawijaya (UB), prestasi akademik tanpa landasan karakter dan spiritual bisa kehilangan makna. Sehingga, setiap kompetisi keagamaan antar mahasiswa bukan sekadar ajang unjuk kemampuan, melainkan bagian dari pembentukan identitas kampus religius. Dalam semangat itulah UB menggelar Penguatan Strategi dan Kapasitas Kafilah UB pada (1/10/2025), sebagai bagian dari persiapan akhir menjelang MTQ Mahasiswa Nasional (MTQMN) XVIII yang akan berlangsung di Banjarmasin.
MTQMN 2025 akan digelar di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin pada 6–9 Oktober 2025, dengan target lebih dari 1.500 peserta dari berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia. ULM sendiri menyatakan bahwa persiapan untuk menjadi tuan rumah telah mencapai sekitar 90 persen, termasuk kesiapan venue lomba, dewan hakim, dan fasilitas pendukung. Dengan skala nasional yang besar, persiapan matang menjadi penentu agar kontingen UB tampil maksimal.
Komprehensif Pembinaan Sejak Pra-Nasional
Menurut Ilhamuddin, S.Psi., M.A., Penanggung Jawab Kafilah UB, tim UB mengutus 32 anggota untuk ikut serta dalam 11 cabang lomba MTQMN. Ia menyatakan bahwa UB termasuk perguruan tinggi langka yang mengirim kafilah dalam jumlah besar untuk semua cabang lomba, mulai dari tilawah, tartil, tahfidz, kaligrafi, desain aplikasi Al-Qur’an, karya tulis, debat Qur’an, hingga syarhil.

“Pembekalan kita bukan hanya sekarang. Sejak Mei hingga seleksi pra-nasional sudah kita lakukan pembinaan, lalu intensifikasi setelah lolos seleksi. Sekarang, kami masuk tahap karantina agar semua anggota siap secara materi, mental, dan stamina,” ungkap Ilhamuddin.
Dalam tahap karantina ini, setiap cabang mendapatkan pendampingan khusus. Beberapa anggota bahkan tinggal bersama ustadz atau ustadzah agar bisa dibina secara intensif. Tujuannya: memastikan bahwa ketika memasuki kompetisi, peserta sudah siap dalam aspek teknis serta ketahanan jiwa.
Ilhamuddin juga menyampaikan harapannya: “Bismillah, kita menargetkan kembali meraih juara umum, seperti dua tahun lalu. Kami mohon dukungan doa seluruh civitas akademika UB agar kontingen tampil maksimal.”
Pelepasan dan Pesan Motivasi dari Pimpinan UB
Acara pelepasan kafilah UB dilakukan oleh Dr. Setiawan Noerdajasakti, S.H., M.H., Wakil Rektor III UB, bersama pimpinan fakultas dan pembina. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam MTQMN menunjukkan bahwa UB tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga mengusung nilai religius.
“Kami telah mempersiapkan berbagai hal: instruktur terbaik, pembinaan materi dan mental, stamina terjaga, serta dukungan kesehatan. Harapan kami, UB kembali mampu merebut juara umum seperti dua tahun lalu,” katanya.
Setiawan menekankan hakikat kompetisi bukan hanya soal kemenangan, tetapi juga penguatan karakter mahasiswa. Ia mengajak seluruh civitas akademika untuk mendukung dan mendoakan agar kafilah UB bisa tampil terbaik.

Tantangan dan Peluang di MTQMN 2025
Menghadapi kompetisi nasional yang ketat, UB harus bersaing tidak hanya dengan kuantitas peserta, tetapi juga kualitas persiapan. Kekuatan UB berada pada sinergi pelatihan intensif, karantina, dan bimbingan personal. Namun, menjaga stamina, mental saat lomba, dan adaptasi lingkungan (Banjarmasin) juga menjadi tantangan tersendiri.
Di sisi lain, peluang UB besar, karena UB mempunyai pengalaman juara umum sebelumnya, jaringan instruktur, dan dukungan institusi. Jika tim UB mampu mempertahankan kualitas persiapan hingga hari H, mereka memiliki kans besar untuk bersaing memuncaki klasemen.
MTQMN 2025 juga menjadi peluang bagi UB untuk menunjukkan eksistensi di ranah keagamaan mahasiswa, memperkuat citra kampus religius, serta mendorong mahasiswa untuk aktif di bidang Al-Qur’an dan seni keislaman.
Menjahit Prestasi dan Karakter
Di balik target juara, yang paling utama adalah bagaimana proses menuju MTQMN menjadi ajang pendidikan karakter. Persiapan yang sistematis, pelatihan mental dan teknis, serta dukungan institusi memperkuat bahwa mahasiswa UB bukan hanya pintar baca Al-Qur’an, tapi juga tangguh dalam kompetisi dan bermartabat.
Dengan strategi penguatan yang matang, UB berharap kontingennya dapat tampil maksimal, membawa harum nama kampus, sekaligus menguatkan nilai religius dalam kehidupannya sebagai insan akademik.(Din/Dpa)