Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) resmi menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia melalui penandatanganan perjanjian kerja sama sekaligus peluncuran AI Talent Factory Komdigi UB. Acara ini digelar pada Kamis (21/08/2025), di Gedung Algoritma Fakultas Ilmu Komputer UB.
Hadir dalam kesempatan tersebut sejumlah pejabat penting, di antaranya Bonifasius Wahyu Pudjianto, Ph.D. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunikasi dan Digital Komdigi RI, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. selaku Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP. sebagai Wakil Rektor Bidang Akademik, serta para dekan seperti Ir. Tri Astoto Kurniawan, S.T., M.T., Ph.D., IPM. (Dekan FILKOM) dan Prof. Sukir Maryanto, S.Si., M.Si., Ph.D. (Dekan FMIPA).
Baca juga:
DM UB Digitalisasi BUMDes Ngebel, Dorong Transformasi Ekonomi Lokal

Cetak Talenta Digital Praktis
Bonifasius Wahyu menegaskan bahwa program AI Talent Factory merupakan pilot project yang dirancang untuk mencetak talenta digital di level praktisi, bukan sekadar pemula atau menengah. “Tujuan utama program ini adalah menghasilkan solusi nyata untuk problematika bangsa dengan use case yang spesifik. Harapannya, kontribusi ekonomi digital Indonesia terhadap PDB semakin meningkat,” jelasnya.
Lebih jauh, ia menyoroti dominasi teknologi AI asing yang selama ini digunakan masyarakat Indonesia. “Padahal anak-anak muda kita mampu membangun teknologi sendiri. Melalui program ini, kami ingin mendorong kemandirian bangsa dalam pengembangan AI,” tambahnya.
UB Jadi Kampus Pertama
Rektor UB, Prof. Widodo, menegaskan bahwa kolaborasi ini menjadi langkah bersejarah karena UB adalah kampus pertama di Indonesia yang dipercaya menjadi mitra AI Talent Factory Komdigi. “Program ini membuka peluang besar bagi mahasiswa UB untuk berkembang sebagai AI developer dan praktisi digital. Harapannya, kelak kita tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga produsen teknologi AI berbasis karya anak bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Imam Santoso, menekankan bahwa program ini sejalan dengan arahan nasional yang mendorong kampus untuk berperan aktif dalam ekosistem digital. “AI Talent Factory menjadi wadah strategis dalam menyiapkan kader muda Indonesia agar mampu bersaing, tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga global,” katanya.
Kurikulum Berbasis Proyek
Program ini didesain berbeda dari pelatihan konvensional. Menurut Dekan FILKOM UB, Tri Astoto Kurniawan, kurikulum AI Talent Factory lebih menekankan pada eksplorasi, diskusi, dan pengembangan prototipe. “Sekitar 50% kegiatan berupa diskusi dan brainstorming, 30% berupa eksplorasi mandiri, dan hanya 20% berbentuk pembelajaran formal di kelas. Jadi peserta benar-benar dibimbing untuk menghasilkan karya yang aplikatif,” terangnya.
Tahap awal program ini menargetkan maksimal 50 peserta terpilih yang akan melalui proses seleksi ketat. Selain dosen dan pakar dalam negeri, tutor dari universitas luar negeri juga akan dihadirkan untuk memperkaya pengalaman peserta.
Siapkan Generasi Digital Mandiri
Dekan FMIPA UB, Prof. Sukir Maryanto, menambahkan bahwa keberadaan program ini bukan sekadar menambah kompetensi teknis, tetapi juga membangun mental mahasiswa. “Mahasiswa harus berani mengambil risiko, menghadapi tantangan, dan tidak minder bersaing di kancah global. Kolaborasi internasional akan memperkuat kepercayaan diri mereka,” ujarnya.
Baca juga:
Fapet UB Dorong Transformasi Intelektual Pascasarjana
Ia juga menegaskan pentingnya kearifan lokal dalam pengembangan teknologi. “Kita ingin AI yang lahir dari Indonesia tidak kehilangan jati diri budaya bangsa. Go global boleh, tapi jangan lupa muatan lokal,” pungkasnya.
AI Talent Factory Komdigi UB diharapkan menjadi model pengembangan talenta digital yang bisa direplikasi ke kampus-kampus lain di Indonesia, termasuk di luar Jawa. Program ini diyakini akan mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi digital sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam peta teknologi global. (nid/dpa)