Kanal24 – Pengembangan inovasi produk menjadi pilar penting dalam membangun ekonomi berbasis masyarakat, khususnya di wilayah pesisir dan kawasan permukiman padat. Inovasi tak hanya mendongkrak nilai tambah hasil produksi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Inilah yang dilakukan oleh tim Universitas Brawijaya (UB) melalui implementasi Industrial Design Mini Factory (IDMF) dalam program pengabdian di Kota Pasuruan.
Tim dari UB resmi melaksanakan Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) tahun 2025. Program ini menggandeng mitra Kelompok Budidaya Ikan (POKDAKAN) Benih Unggul Rusunawa Tambaan, yang berlokasi di Jalan Halmahera, Apartemen Pantai, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan.
Ketua tim, Ir. Endra Yuafanedi Arifianto, ST., MT., menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mendukung swasembada pangan dan pemberdayaan ekonomi warga rusunawa melalui inovasi produk olahan lele.

“Mini factory ini kami desain agar mampu meningkatkan kapasitas produksi dan menciptakan varian produk olahan lele yang lebih bernilai jual,” ungkap Endra kepada Kanal24 (7/7/2025).
“Kami ingin mitra tidak hanya bisa panen ikan, tapi juga mampu mengelola pasca panen secara profesional dan berkelanjutan,” tambahnya.
Program ini dirancang untuk menjawab dua permasalahan utama mitra, yaitu aspek produksi yang masih terbatas dan aspek manajemen usaha yang belum optimal. Kapasitas produksi yang belum maksimal serta varian produk olahan yang terbatas berdampak pada rendahnya nilai jual. Di sisi lain, mitra juga mengalami kendala dalam pengelolaan usaha seperti penyusunan rencana bisnis, pembukuan, dan analisis keberlanjutan usaha.
Untuk itu, program pendampingan difokuskan pada tiga solusi utama: pembinaan usaha (business coaching), pelatihan peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan implementasi Industrial Design Mini Factory.
Dengan dukungan dari Dinas Perikanan Kota Pasuruan dan para penyuluh lokal, program ini diharapkan dapat menciptakan model swasembada pangan skala kecil yang bisa memenuhi kebutuhan protein masyarakat rusunawa, yang saat ini dihuni oleh 196 kepala keluarga atau sekitar 800 jiwa. Jika kapasitas produksi mencapai 1,89 ton per panen, kebutuhan ikan lele warga diperkirakan akan tercukupi.
Selain berkontribusi pada tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) seperti pengentasan kemiskinan dan penciptaan pekerjaan layak, program ini juga mendukung Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, yakni dosen dan mahasiswa berkegiatan di luar kampus.
Melalui kolaborasi antara UB, pemerintah daerah, dan masyarakat, program ini menjadi contoh konkret bagaimana perguruan tinggi dapat hadir langsung di tengah masyarakat untuk membangun kemandirian ekonomi dari akar rumput.(Din/Edr)