Kanal24, Malang – Ketahanan pangan daerah tak hanya bergantung pada sektor pertanian dan distribusi, tetapi juga pada kemampuan masyarakat lokal dalam mengelola bahan pangan secara mandiri dan inovatif. Di tengah isu stunting dan akses pangan bergizi yang belum merata, pelaku UMKM memegang peran penting sebagai garda terdepan penyediaan makanan sehat dan terjangkau. Dalam konteks inilah, kolaborasi antara akademisi dan masyarakat menjadi langkah strategis untuk memperkuat fondasi ekonomi sekaligus gizi masyarakat.
Menjawab tantangan tersebut, tim dosen Universitas Brawijaya (UB) menggelar kegiatan Iptek bagi Pelaku UMKM dalam Mendukung Penyediaan Makanan Bergizi Gratis (MBG) Berbasis Ketahanan Pangan Produk Lokal Daerah Kabupaten Malang. Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Mulyoagung (5/8/2025), Kecamatan Dau, ini melibatkan Kelompok UMKM Pemasaran Maju Bersama sebagai mitra utama.
Tim pelaksana terdiri atas Hary Sudjono, S.Si., MT. (ketua), serta para anggota: Ir. Bambang Indrayadi, MT., Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, S.T., M.Kes., IPU., ASEAN Eng., Ir. Endra Yuafanedi Arifianto, ST., MT., dan Ir. Ihwan Hamdala, ST., MT., IPM.
Kegiatan ini dirancang untuk menjawab berbagai persoalan UMKM mulai dari perencanaan produksi, pengadaan bahan baku, proses produksi, hingga pengemasan dan sertifikasi produk.
Kegiatan ini fokus pada peningkatan kualitas SDM pelaku UMKM melalui pelatihan inovasi produk, standardisasi, sertifikasi halal dan SNI, hingga strategi pengemasan yang efektif. Hary Sudjono menjelaskan bahwa permasalahan utama UMKM di tingkat desa tidak hanya soal bahan baku, tetapi juga konsistensi kualitas dan daya saing produk.

“Selama ini pelaku UMKM cenderung fokus pada produksi, namun belum banyak yang memperhatikan aspek kualitas, efisiensi bahan, dan inovasi rasa. Padahal, jika dikelola dengan pendekatan iptek, potensi produk lokal bisa menjadi sumber pangan bergizi yang bernilai ekonomi tinggi,” jelas Hary.
Melalui workshop inovasi produk yang diikuti 30 peserta, tim UB memperkenalkan tiga olahan unggulan, yakni Chicken De Poulet, Siomay, dan Chocolate Milkshake. Peserta tidak hanya menyimak materi, tetapi juga mempraktikkan langsung proses produksi dengan bahan yang telah disiapkan. Setiap peserta kemudian diberi tugas membuat ulang produk di rumah sebagai bahan latihan sekaligus bekal edukatif untuk keluarga.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Qomariyatus Sholihah, S.T., M.Kes., IPU., ASEAN Eng. menegaskan pentingnya keberlanjutan program agar UMKM benar-benar berdaya.
“Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan sesaat, tetapi bagian dari strategi berkelanjutan UB untuk memperkuat kapasitas masyarakat desa. Kami ingin UMKM Mulyoagung mampu mengembangkan produk bergizi dengan standar kesehatan yang baik, sekaligus mendukung ketahanan pangan daerah,” ungkapnya.
Program ini juga sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya IKU 2 (mahasiswa memperoleh pengalaman di luar kampus) dan IKU 3 (dosen berkegiatan di luar kampus). Melalui kolaborasi akademisi dan pelaku usaha, UB berupaya menciptakan dampak nyata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Ke depan, tim berharap kegiatan ini dapat menjadi model sinergi antara universitas, pemerintah daerah, dan pelaku UMKM untuk memperkuat ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal.
“Dengan inovasi yang sederhana tapi tepat guna, kita bisa membantu masyarakat memenuhi kebutuhan gizi sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru,” tutup Prof. Qomariyatus.