Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) bersama Kembang Galengan, Bumi Kopi Malang, dan Sumber Wandhe Coffee Lab dari Jombang menggelar acara “Public Cupping Kopi” di Bumi Kopi, Kota Malang, Sabtu (11/11/2024). Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan cita rasa unik kopi yang tumbuh di sekitar cagar biosfer di Jawa Timur, sekaligus meningkatkan potensi kopi lokal di pasar nasional maupun internasional.
Dalam acara ini, berbagai narasumber hadir, di antaranya Prof. Luchman Hakim, Ph.D., Ketua Direktorat Riset dan Inovasi UB, serta Dian Siswanto, Ph.D., Ketua Tim Doktor Mengabdi Cagar Biosfer.
Selain itu, acara juga menghadirkan ahli kopi seperti Mochammad Shobari Karim, pemilik Sumber Wandhe dari Wonosalam, Adreng Pangandika, Q Arabica Grader, serta Ayudha Pradhana dari Bumi Kopi. Mereka berbagi pandangan tentang keunikan dan potensi kopi lokal yang tumbuh di kawasan konservasi.
Salah satu misi penting acara ini adalah mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kopi sebagai produk unggulan lokal yang dapat dikembangkan untuk menghadapi persaingan pasar global. Selain memiliki nilai ekonomi tinggi, kopi dari cagar biosfer seperti Jawa Timur memiliki karakteristik unik yang sulit ditemukan di kopi dari wilayah lain.
Prof. Luchman Hakim mengungkapkan bahwa varietas kopi lokal seperti Liberika memiliki potensi besar dalam menghadapi perubahan iklim karena daya tahan yang lebih tinggi terhadap kondisi cuaca ekstrem. “Kopi Liberika, misalnya, dapat bertahan di lingkungan yang berubah drastis. Hal ini menjadikannya penting untuk dilestarikan dan dipromosikan sebagai produk unggulan yang berpotensi mendukung ketahanan ekonomi,” jelas Prof. Luchman.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 30 peserta yang terdiri dari mahasiswa UB dan Universitas Negeri Malang (UM), petani kopi, pemilik roaster, hingga masyarakat umum. Mereka berkesempatan langsung mengenal citarasa kopi dari kawasan cagar biosfer melalui kegiatan cupping dan belajar mengenai pentingnya keberlanjutan dalam sektor kopi.
Dian Siswanto, Ketua Tim Doktor Mengabdi Kawasan Strategis Cagar Biosfer, menekankan komitmen timnya untuk terus mendukung masyarakat lokal dalam mengembangkan produk kopi unggulan. “Kami berusaha mendukung penguatan kapasitas masyarakat dalam penyelenggaraan agrowisata dan pengembangan produk unggulan, salah satunya kopi,” ujar Dian.
Acara Public Cupping ini menampilkan 16 sampel kopi dengan berbagai metode pengolahan yang memberikan variasi rasa dan aroma yang kaya. Salah satunya adalah Arabica Mosto Black Tea yang memiliki aroma blueberry dan strawberry yang lembut, Liberika dengan sentuhan aroma tropis seperti nangka dan rempah kayu manis, serta Excelsa Anaerobic 120H yang menghadirkan eksotisme aroma ceri, kurma, jeruk, nangka, dan anggur hijau.
Ayudha Pradhana dari Bumi Kopi menjelaskan, jenis kopi yang diuji dalam acara ini termasuk Arabika, Robusta, Liberika, dan Abeokuta, yang semuanya menunjukkan karakteristik unik sesuai proses pengolahannya.
Melalui kegiatan ini, Universitas Brawijaya bersama mitranya berharap dapat meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kopi lokal, terutama dari kawasan konservasi seperti cagar biosfer Jawa Timur. Diharapkan pula bahwa potensi kopi lokal yang khas ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi bagi perekonomian masyarakat setempat.(din)