Kanal24, Malang – Menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 adalah keharusan yang tak terhindarkan bagi institusi pendidikan tinggi seperti Universitas Brawijaya (UB). Era ini membawa perubahan signifikan yang menuntut adaptasi cepat dan inovasi berkelanjutan di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Teknologi seperti kecerdasan buatan, digitalisasi, dan otomatisasi semakin mendominasi, mengubah cara kita bekerja, belajar, dan hidup. Sementara itu, Society 5.0 menekankan pada integrasi teknologi ke dalam kehidupan sehari-hari, dengan fokus pada keseimbangan antara kemajuan teknologi dan keberlanjutan sosial.
Di tengah dinamika ini, UB kembali menegaskan komitmennya untuk siap menghadapi dan menjawab tantangan era baru tersebut. Dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) UB tahun akademik 2024/2025 yang digelar pada Senin (12/08/2024), Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi, Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc., menggarisbawahi pentingnya adaptasi dan inovasi bagi seluruh civitas akademika dalam menyongsong perubahan global.
Berbicara di hadapan ribuan mahasiswa, Andi Kurniawan menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh UB saat ini sangat besar dan kompleks, terutama dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0 yang membawa perubahan signifikan dalam berbagai sektor kehidupan.
“Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 bukanlah hal yang bisa diselesaikan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, saya meminta konsentrasi penuh dari semua yang hadir hari ini, karena tantangan ini bisa menjadi pemicu bagi kita semua agar lebih siap menghadapi masa depan,” ungkap Andi Kurniawan.
Dalam pemaparannya, Andi Kurniawan menggarisbawahi tiga tantangan besar yang dihadapi oleh UB saat ini, yang disebutnya sebagai “Mega Destruction”. Tantangan pertama adalah perubahan iklim, yang telah menjadi isu global yang tidak bisa diabaikan. “Data dari PBB menunjukkan bahwa gaya hidup manusia saat ini membutuhkan 1,6 planet bumi untuk bisa diakomodasi, sementara kita hanya punya satu bumi. Ini berarti kita harus segera melakukan perubahan besar dalam cara kita hidup dan berproduksi,” ujar Andi Kurniawan.
Tantangan kedua adalah perkembangan teknologi dalam era Revolusi Industri 4.0, di mana teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan digitalisasi akan mendominasi hampir semua bidang pekerjaan dalam satu dekade ke depan. “Pertanyaannya adalah, apakah kita siap untuk masuk ke era tersebut? Apakah kita siap untuk bersaing dalam dunia yang semakin terotomatisasi dan terhubung secara digital?” tantangnya kepada para hadirin.
Tantangan terakhir yang disampaikan oleh Andi Kurniawan adalah dampak dari pandemi COVID-19 serta kemungkinan munculnya pandemi-epidemi lainnya di masa depan. Ia menekankan bahwa adaptasi dan transformasi cara hidup menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini. “Pandemi COVID-19 telah mengajarkan kita betapa rapuhnya sistem yang kita miliki. Kita harus siap untuk bertransformasi, baik dalam cara kita bekerja, belajar, maupun berinteraksi sosial,” jelasnya.
Andi Kurniawan juga memaparkan strategi-strategi yang sedang dikembangkan oleh UB dalam rangka menghadapi ketiga tantangan tersebut. UB, menurutnya, tidak hanya fokus pada pengembangan teknologi dan inovasi, tetapi juga pada penguatan kerjasama internasional serta pelaksanaan program-program berkelanjutan yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Di hadapan para peserta PKKMB, Andi Kurniawan juga memperkenalkan beberapa direktorat dan tim strategis yang bekerja di bawah koordinasinya. Ia menyebutkan Direktorat Teknologi Informasi yang dipimpin oleh Dr. Raden Arif sebagai salah satu tulang punggung dalam pengembangan infrastruktur digital UB. Selain itu, ada pula Direktorat Perencanaan dan Pengendalian Program yang dipimpin oleh Tias dari Program Studi PWK, yang bertugas merancang tata ruang kampus yang modern dan berkelanjutan.
Tidak ketinggalan, Andi Kurniawan juga menyoroti pentingnya kolaborasi strategis melalui Direktorat Kerjasama, yang dipimpin oleh Agung, dalam membawa UB ke kancah internasional. “Kerjasama strategis dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri, menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global. UB harus terus membuka diri dan memperluas jaringannya,” tambahnya.
Dalam penutupan pemaparannya, Andi Kurniawan mengajak seluruh civitas akademika UB untuk terus berinovasi dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan yang penuh tantangan. “UB harus menjadi pelopor dalam menghadapi era baru ini. Saya yakin dengan kerja keras kita bersama, UB akan mampu menjawab tantangan tersebut dengan baik,” pungkasnya.
Acara PKKMB UB 2024/2025 ini menjadi momentum penting bagi seluruh peserta untuk memahami arah dan strategi yang akan diambil oleh UB dalam beberapa tahun ke depan, serta meneguhkan kembali komitmen UB untuk terus maju dan berinovasi di tengah perubahan global yang semakin dinamis. (nid)