UB Terus Update Pengembangan Mobil Listrik KANAL24, Malang – Universitas Brawijaya melalui Fakultas Teknik secara rutin terus mengupgrade kinerja dalam pengembangan mobil listrik. Beberapa aspek yang terus dikembangkan termasuk dalam sistem kontrol, motor, aki, dan energi storage.
Meskipun tidak termasuk bagian dari Molina, yakni proyek Mobil Listrik Nasional, Dr. Eng. Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT., IPM selaku dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya mengungkapkan bahwa Universitas Brawijaya dapat mengembangkan tipe mobil listrik lain yang mempunyai karakteristik dan identitasnya tersendiri.
Sebagai universitas yang memiliki perhatian besar kepada penyandang difabilitas, Denny mengatakan bahwa mobil listrik untuk kaum difabel dapat menjadi salah satu option pengembangan mobil listrik selanjutnya di Universitas Brawijaya.
Meskipun pangsa pasar mobil untuk para penyandang difabel tidaklah sebesar mobil lainnya, namun hal tersebut sangat membantu bagi mereka yang menyandang difabilitas.
“Kita harus mempunyai ciri tersendiri gitu untuk produk listrik,” ungkap Denny, Rabu (2/3/2022).
Selain itu, pembangunan yang dilakukan pemerintah pada berbagai bidang pembangkit di Indonesia seperti PLTA, PLTGU, PLTU juga sangat mendukung untuk membantu kemajuan pengembangan mobil listrik di Indonesia.
Terlebih lagi dengan dikeluarkannya Indonesia dari OPEC karena dianggap menjadi negara yang tidak mampu menjadi produsen minyak bumi, membuat perubahan status Indonesia dari pengekspor menjadi pengimporn. Sehingga, hal ini membuat Indonesia harus mempunyai alternatif lainnya yang lebih jauh lebih murah dan efektif.
“Salah satu paling cepat ya mobil listrik itu,” terangnya
Meskipun mobil listrik di Indonesia mempunyai masa depan yang cerah, dalam pengembangannya di Universitas Brawijaya Denny menjelaskan bahwa adanya sedikit kendala internal yang terdapat pada regenerasi para mahasiswanya.
Tuntutan yang dialami mahasiswa Universitas Brawijaya agar dapat lulus dalam jangka waktu 4 tahun menyebabkan proses pengembangan skillnya tidaklah cukup tertata dengan baik karena mereka hanya mempunyai jangka waktu 2 hingga 3 tahun saja dalam mengembangkan minat dan bakatnya.
“Kalau hal itu sudah tertata dengan bagus, generasi selanjutnya tidak akan perlu mengulang hal-hal yang sama dengan sebelumnya,
Lebih lanjut Denny kembali menegaskan bahwa dengan adanya proses regenerasi yang bagus, adik-adik tingkat mereka akan dapat mempelajari hal-hal yang sebelumnya dibuat oleh kakak tingkatnya dan melakukan improvisasi. Sehingga, dengan menggunakan kreativitasnya mereka akan mampu untuk meningkatkan imvortmen yang telah dilakukan para pendahulu mereka sebelumnya. (wen)