Kanal24, Malang – Komitmen Universitas Brawijaya (UB) untuk meningkatkan reputasi internasional kembali terbukti melalui capaian membanggakan dalam pemeringkatan EduRank. Berdasarkan data terbaru, UB berhasil meraih peringkat ke-7 di Indonesia dan peringkat ke-196 di Asia, menunjukkan posisi strategis kampus ini di antara universitas-universitas terbaik di kawasan.
Hendrix Yulis Setyawan, S.TP., M.Si., Ph.D., Kepala UPT Reputasi Universitas Brawijaya, menjelaskan bahwa pencapaian ini diraih melalui metodologi penilaian yang komprehensif dari EduRank. Pemeringkatan ini didasarkan pada tiga aspek utama: kinerja akademik sebesar 45%, aspek non-akademik sebesar 45%, dan kualifikasi alumni sebesar 10%.
“Peningkatan posisi UB dalam pemeringkatan EduRank ini merupakan capaian yang membanggakan, karena menunjukkan kualitas riset dan publikasi UB semakin diakui oleh masyarakat akademik, sebagaimana ditunjukkan oleh tingginya jumlah sitasi. Melalui pemeringkatan ini, kita dapat mengevaluasi kinerja riset, eksposur non-akademik, serta reputasi alumni UB dibandingkan dengan universitas lain di Indonesia,” ujar Hendrix.

Hendrix mengungkapkan bahwa EduRank menggunakan dua sumber data utama, yakni OpenAlex untuk menilai kinerja riset berdasarkan jumlah publikasi dan sitasi, serta Ahrefs untuk mengukur visibilitas UB di dunia maya, terutama dari aspek SEO (Search Engine Optimization) dan trafik website.
“Pemeringkatan EduRank ini tidak mempertimbangkan aspek penilaian dari perspektif dosen eksternal, mitra industri, atau alumni, melainkan hanya berfokus pada kinerja riset dan visibilitas web,” jelas Hendrix.
Dari sisi riset, UB mencatat tren positif dalam publikasi di jurnal bereputasi Q1, dengan peningkatan lima kali lipat sejak 2019 hingga 2025. Total publikasi UB pada tahun 2024 mencapai 2.284, dan angka ini ditargetkan naik menjadi 4.000 pada 2025. Meski sempat mengalami sedikit penurunan pada 2022 akibat dampak pandemi COVID-19, UB mampu mempertahankan tren peningkatan kinerja riset secara keseluruhan.
Capaian ini juga tidak lepas dari berbagai program prioritas yang dijalankan oleh pimpinan universitas. Di antaranya adalah peningkatan kualitas riset melalui pendanaan penelitian dan kolaborasi akademik. Program Riset Kolaborasi Internasional, misalnya, mendekatkan dosen UB dengan peneliti asing untuk menghasilkan publikasi ilmiah.
Selain itu, program internasionalisasi juga menjadi fokus utama UB. Program Adjunct Professor melibatkan hampir 100 peneliti terkemuka dari luar negeri dalam pengajaran dan riset. Sementara itu, Visiting Lecturer menargetkan 1.000 akademisi asing untuk berpartisipasi dalam kegiatan pengajaran di UB setiap tahun. Program 3 in 1, di mana satu mata kuliah diampu oleh tiga dosen dari latar belakang berbeda—internal UB, industri, dan akademisi asing—juga telah terlaksana sebanyak 200 kali per tahun.
Tidak hanya itu, UB juga menjalankan UB Star Program yang memungkinkan 1.000 mahasiswa UB untuk melakukan mobilitas internasional. Program ini bertujuan menghasilkan publikasi ilmiah, hasil penelitian, serta pengalaman akademik global yang mendukung peningkatan reputasi kampus.
Hendrix menegaskan bahwa keberhasilan UB menduduki peringkat ke-7 dalam EduRank adalah bukti nyata dari komitmen kampus dalam meningkatkan kinerja akademik dan riset. “Capaian ini menjadi motivasi bagi UB untuk terus berkembang menjadi universitas yang lebih unggul di masa depan,” pungkasnya. (din)