Kanal24, Malang – Dosen Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB), Dr. Muhammad Shobaruddin dan Muhammad Rosyihan Hendrawan, M.Hum. merilis kajian ilmiah terkait dengan pengembangan bidang kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang berhasil dimuat pada buku Multidisciplinary Approach to Information Technology in Library and Information Science yang diterbitkan oleh IGI Global, sebuah penerbit akademis independen terkemuka untuk penelitian ilmiah internasional.
Shobaruddin dan Hendrawan berkolaborasi menulis bab bertajuk “Toward a Convergence of Memory Institutions in the Indonesian Presidential Library” dan bab lainnya berjudul “Initiating Memory Institutions Convergence Through Digital Convergence in Indonesian World Heritage Sites” yang merupakan hasil tulisan kolaborasi Hendrawan dengan dua pakar dari School of Information Science, College of Computing, Informatics and Mathematics Universiti Teknolgi MARA (UiTM) Malaysia.
Pentingnya Konvergensi Lembaga Memori
Berdasarkan keterangan yang disampaikan pada Kanal24, Selasa (9/1/2024), Hendrawan mengungkapkan bahwa pada bab Toward a Convergence of Memory Institutions in the Indonesian Presidential Library, ia dan Dr. Shobaruddin menyoroti pentingnya kolaborasi antara lembaga memori perpustakaan, lembaga kearsipan, dan museum dalam melestarikan warisan budaya Indonesia.
“Perlunya prosedur yang kohesif, aksesibilitas, dan sistem seimbang untuk menghasilkan inisiatif konvergensi yang sukses. Selain itu, nilai dari ketiga lembaga tidak hanya terletak pada koleksi fisik atau digital, tetapi juga pada kemampuan mereka untuk mendukung keaslian, aksesibilitas, pelestarian memori kolektif bangsa, serta membuka akses untuk pembacaan sejarah dan budaya yang inklusif.” terangnya.
Hendrawan juga mengungkapkan bahwa pada bab lain yang berjudul “Initiating Memory Institutions Convergence Through Digital Convergence in Indonesian World Heritage Sites”, ia bersama dua pakar dari UiTM Malaysia yaitu Assoc. Prof. Azman Mat Isa, Ph.D. dan Assoc. Prof. Ahmad Zam Hariro Samsudin, Ph.D. lebih berfokus pada tren konvergensi lembaga kearsipan, perpustakaan, dan museum yang telah menjadi kebijakan budaya di negara maju.
Menurutnya, terdapat tantangan dalam membangun sistem konvergensi dan digitalisasi warisan budaya dengan mempertimbangkan hukum dan kebijakan setempat, seperti yang ia temukan pada Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto (OCMHS) di Provinsi Sumatera Barat di mana digitalisasi warisan budaya sedang berlangsung dan diharapkan akan terus berkembang melalui program pemerintah dan partisipasi masyarakat.
“Kami harapkan contoh konvergensi tiga lembaga memori di situs warisan dunia seperti di the OCMHS dapat menjadi contoh bagi yang lain ke depannya. Kami mencoba menginisiasi konvergensi melalui kajian sistem informasi untuk lembaga memori dan pengembangan kaskade dengan teknik perancangan sistem informasi di the OCMHS.” ujarnya.
Lembaga Memori di Kampus
Hendrawan berharap kedepannya lembaga memori di kampus juga mulai diinisiasi, tidak hanya dalam bentuk ruangan atau bangunan saja, tetapi juga menjadi lini masa bukti autentik perjalanan sebuah universitas yang mudah diakses oleh masyarakat.
“Di UB saat ini perlu ada inisiasi, kebijakan dan tata kelola yang lebih baik dalam mengelola memori kolektif UB, melalui lembaga atau institusi memori yang dimiliki UB seperti museum, galeri, perpustakaan dan lembaga kearsipan.” tuturnya.
Menurutnya, terwujudnya konvergensi atas fungsi perpustakaan, arsip, dan museum perlu diikuti komitmen dari pemerintah, tidak hanya sekedar diskusi intens antara perpustakaan, lembaga kearsipan, dan museum tetapi juga penyediaan investasi besar untuk mewujudkannya.
“Pada dasarnya koleksi tiga lembaga memori tersebut adalah sumber pengetahuan. Meski dalam bentuk berbeda namun untuk suatu topik pengetahuan jelas diperlukan dari sumber pustaka di perpustakaan, arsip di lembaga kearsipan, maupun artefak dari koleksi museum.” ujarnya.
Proses Penerbitan Buku
Hendrawan juga mengungkapkan bahwa terdapat proses seleksi dan kurasi yang sangat ketat untuk menjadi kontributor pada buku Multidisciplinary Approach to Information Technology in Library and Information Science tersebut.
“Tulisan dua bab tersebut lolos setelah melalui proses seleksi dan kurasi ketat selama hampir satu tahun dengan dieditori langsung oleh Editor in Chief dan research scholar IGI Global publishing yaitu Barbara Holland dan Keshav Sinha selaku pakar Soft Computing Global.” jelasnya.
Buku Multidisciplinary Approach to Information Technology in Library and Information Science menyajikan 15 bab dengan 30 penulis dari seluruh dunia yang berfokus pada dampak teknologi terhadap sumber daya informasi dan mempertimbangkan aspek etika, hukum, dan sosial dalam berbagai konteks seperti perpustakaan, arsip, pendidikan, dan lainnya. Terbit dalam format cetak dan elektronik pada Desember 2023, resmi diterbitkan pada Januari 2024. (din)