KANAL24, Jakarta – Pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam perdagangan luar negeri. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.
“Sayangnya, masih banyak yang UKM terkendala untuk melakukan ekspor,” kata Direktur Penjaminan Mutu Lembaga National Single Window (LNSW), Kementerian Keuangan, Ircham Habib, dalam keterangan tertulis, Selasa (14/9/2021).
Termasuk di antara kendala yang dihadapi adalah kurangnya informasi pasar, pemahaman atas proses bisnis ekspor, pelatihan, pameran, dan pemasaran.
“Padahal di saat yang sama, terdapat banyak instansi pemerintah yang memiliki program kerja untuk UKM,” ujar Ircham.
Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19 sebenarnya permintaan ekspor terhadap produk UMKM tinggi, namun masih terdapat berbagai kendala. “Kontribusi ekspornya pun masih tergolong rendah yakni di angka 14%, lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Singapura, Thailand, dan Tiongkok,” kata Ircham.
Dilatari persoalan ini pula, pada semester I-2021, Kementerian Keuangan mengadakan program secondment yang melibatkan Lembaga National Single Window (LNSW ), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
Sesuai KMK No 620/KMK.01/2020 tentang Program Pengembangan Kompetensi Melalui Magang/Praktik Kerja, Detasering (Secondment) dan Pertukaran Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan, secondment merupakan penugasan dengan menempatkan pegawai dalam rangka transfer knowledge, mengoptimalkan efektivitas pertukaran data dan informasi, serta meningkatkan kapasitas dan kompetensi pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan. Melalui program secondment LNSW, DJBC, dan LPEI, telah dilakukan pemetaan dan identifikasi kendala dan hambatan ekspor bagi UKM.
Selanjutnya, dirumuskan solusi guna mempercepat pertumbuhan ekspor untuk UKM Indonesia. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah pengembangan Sistem Informasi UKM Ekspor yang merupakan kolaborasi Indonesia untuk peningkatan ekspor sektor usaha kecil menengah.
Kepala Seksi Integrasi Proses Bisnis LNSW, Faridl Hasil, menjelaskan website Kolaborasi Sistem Informasi UKM Ekspor saat ini sudah dikembangkan dan pengembangannya masih terus berjalan karena sifatnya rumah tumbuh. “Konsepkonsepnya akan terus didiskusikan dan disepakati pengembangan sistem informasinya,” katanya menambahkan.
Nantinya, diharapkan Sistem Informasi UKM Ekspor akan berkembang secara kolaboratif melibatkan kementerian/lembaga juga pihak swasta yang terlibat kegiatan UKM ekspor. (sdk)