Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) memulai tahun 2025 dengan menggelar Kick Off Pembangunan Zona Integritas pada Selasa (7/1/2025). Acara ini dihadiri oleh Rektor Universitas Brawijaya beserta jajaran Wakil Rektor, para Dekan Fakultas, dan pimpinan lembaga di UB.
Sinergi Tiga Ekosistem
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. menekankan pentingnya sinergi di tiga ekosistem utama: akademik, birokrasi, dan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa efisiensi di ketiga ekosistem ini menjadi kunci utama dalam meningkatkan produktivitas dan dampak positif UB di masyarakat.
“Para dosen perlu diarahkan untuk fokus pada kegiatan akademik seperti penelitian, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk mendukung itu, ekosistem birokrasi perlu dikelola secara optimal, sehingga dosen dapat bekerja di habitatnya dengan nyaman,” ujar Rektor UB.
Rektor juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan industri untuk mendukung pengembangan inovasi. “Kita harus menghindari mentalitas impor dan berusaha membangun teknologi yang relevan di dalam negeri. Zona integritas ini menjadi momentum untuk memperkuat budaya kerja yang transparan dan akuntabel,” tambahnya.
Fokus Pembangunan Zona Integritas
Sementara Ketua Satuan Reformasi Birokrasi UB, Dr. Ngesti Dwi Prasetyo, S.H., M.Hum., menyampaikan bahwa pembangunan Zona Integritas adalah langkah strategis untuk menciptakan ekosistem birokrasi yang lebih baik.
“Pembangunan zona integritas adalah bagian dari aktivitas sehari-hari, mulai dari manajemen perubahan, tata kelola, hingga pelayanan publik. Kunci utamanya adalah komitmen pimpinan dan agen perubahan di setiap unit kerja,” ujarnya.
Ia menekankan enam area utama yang menjadi fokus dalam pembangunan Zona Integritas di Universitas Brawijaya. Pertama, manajemen perubahan, yang bertumpu pada komitmen pimpinan untuk menciptakan transformasi organisasi secara berkelanjutan. Komitmen ini diharapkan dapat menjadi motor penggerak perubahan di semua unit kerja.
Kedua, tata kelola yang mencakup penyusunan dan perbaikan SOP guna memastikan pelayanan yang seragam di seluruh unit. Dengan adanya SOP yang jelas, diskresi kebijakan dapat diminimalkan, sehingga potensi masalah di masa depan dapat dihindari.
Ketiga, manajemen sumber daya manusia, yang mengutamakan penempatan tenaga kerja sesuai kompetensi untuk mendukung produktivitas dan efisiensi kerja. Sistem berbasis manajemen talenta ini diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di lingkungan universitas.
Keempat, akuntabilitas kinerja, dengan fokus pada peningkatan nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Nilai SAKIP yang baik akan mencerminkan tata kelola yang transparan dan terukur di universitas.
Kelima, pengawasan, yang bertujuan memastikan tidak adanya praktik gratifikasi dan benturan kepentingan. Hal ini dilakukan dengan menanamkan budaya integritas yang kuat di semua lini birokrasi.
Terakhir, pelayanan publik, yang diarahkan pada pengembangan layanan terpadu yang efisien, mudah diakses, dan terintegrasi secara digital. Dengan langkah ini, mahasiswa, orang tua, dan masyarakat dapat memperoleh layanan dengan lebih mudah dan cepat, tanpa perlu kebingungan terkait unit layanan yang dituju.
Melalui enam area ini, Universitas Brawijaya berkomitmen untuk membangun sistem tata kelola yang lebih baik, transparan, dan berdampak positif, baik di lingkungan internal maupun eksternal universitas.
Komitmen UB Menuju Budaya Integritas
Dalam Kick Off Pembangunan Zona Integritas 2025 ini, UB menegaskan komitmen untuk meningkatkan kualitas layanan dan memperkuat budaya integritas. Survei indeks persepsi antikorupsi dan kepuasan masyarakat akan menjadi indikator utama keberhasilan program ini.
“Dengan kerja keras bersama, kami optimis Zona Integritas 2025 dapat tercapai. Hasilnya, Universitas Brawijaya akan lebih berdampak bagi masyarakat luas,” pungkas Ketua Satuan Reformasi Birokrasi UB.(din)