Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB), melalui Direktorat Pengembangan Karir dan Alumni (DPKA), bekerja sama dengan Rita Russo Consultant Indonesia mengadakan pendidikan dan pelatihan sertifikasi kompetensi BNSP dengan skema kewirausahaan industri jenjang IV.
Kegiatan ini berlangsung pada 11-14 Desember 2024 di lantai 1 gedung DPKA UB. Sertifikasi ini menjadi langkah strategis untuk menjawab kebutuhan industri yang terus berkembang pesat sekaligus meningkatkan daya saing mahasiswa dan generasi muda di dunia kewirausahaan. (11/12/2024)
Rahmat Fahri, Master Asesor Kompetensi yang mewakili Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), menekankan pentingnya sertifikasi ini sebagai pengakuan kompetensi yang diakui pemerintah. “Industri dan perusahaan saat ini berkembang sangat pesat. Sebagai tulang punggung perekonomian negara, industri harus mampu memberikan kontribusi, khususnya melalui pelatihan hingga pengakuan kompetensi. Sertifikasi ini akan memberikan sumbangsih nyata pada perekonomian Indonesia,” ujar Fahri.
Sertifikasi kompetensi kerja melalui BNSP tidak hanya menjadi dokumen formalitas, tetapi juga bentuk pengakuan resmi dari pemerintah atas kompetensi yang dimiliki seseorang. Melalui pelatihan ini, peserta mendapatkan pengalaman berharga dalam mengasah soft skill mereka, terutama yang relevan dengan dunia industri dan kewirausahaan.
“Mahasiswa dan para pelaku industri dari berbagai kalangan ini mendapat bentuk pengakuan atas kompetensi yang dimiliki, selain itu mereka juga akan mendapat pengalaman untuk mengasah skill individual mereka,” lanjutnya.
Sebanyak 20 peserta yang terpilih dari program Akademi Wirausaha Mahasiswa Merdeka (AWMM) turut serta dalam kegiatan ini. Mereka mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi melalui berbagai pelatihan intensif.
Sementara itu, Ibnu Sutoko, M.Psi., salah satu assessor dalam program ini, menekankan pentingnya program ini bagi generasi muda, terutama dalam menghadapi tantangan dunia usaha yang semakin kompetitif.
“Generasi saat ini cenderung berpikir realistis. Jika mereka memiliki peluang untuk membuka usaha sendiri, mengapa tidak? Namun, kompetensi tetap harus ditingkatkan, baik dalam hal skill mikro maupun skill makro,” jelas Ibnu.
Selain pelatihan teknis, peserta juga mendapatkan materi terkait asesmen psikologis. Hal ini, menurut Ibnu, merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam dunia usaha. “Asesmen psikologis membantu peserta memahami pola kepemimpinan, jiwa leadership, hingga kemampuan mengambil keputusan. Dalam dunia usaha, sisi psikologis sangat dekat dengan keseharian pelaku usaha,” ujar Ibnu.
Materi ini dirancang untuk membantu peserta mengenali potensi diri, memperbaiki pola pikir, dan memahami bagaimana aspek psikologis memengaruhi pengambilan keputusan dalam bisnis. “Misalnya, melalui tes tertentu, kita dapat melihat bagaimana pola kepemimpinan seseorang dan bagaimana mereka merespons tantangan,” tambahnya.
Program pelatihan ini, menurut Ibnu, dirancang untuk membantu peserta membangun kapasitas diri sehingga mereka tidak hanya mampu menjalankan usaha, tetapi juga memimpin tim yang solid. “Wirausahawan tidak hanya bekerja untuk diri sendiri. Mereka harus membangun kapasitas diri agar dapat memaksimalkan potensi dan berkontribusi kepada orang lain, termasuk tim atau karyawan mereka,” tambahnya
Melalui kegiatan ini, para peserta diharapkan tidak hanya mendapatkan pengakuan atas kompetensi mereka, tetapi juga dorongan untuk terus belajar dan berkembang. Ibnu menyampaikan pesan penting kepada wirausahawan muda, “Jangan pernah takut untuk mencoba. Tidak ada alasan untuk takut, karena saat ini banyak pelatihan yang dapat diikuti, seperti pelatihan ini, yang memberikan peluang besar bagi mahasiswa.” tutur Ibnu di akhir sesi wawancara dengan tim Kanal24. (fan)