Surga adalah tempat istirahat kelak di akhirat bagi para hamba Allah yang selama di dunia telah melakukan banyak tindakan yang melelahkan. Tempat istirahat biasanya dibutuhkan oleh mereka yang lelah dan capek melakukan aktivitas seharian dengan penuh segala upaya, menguras pikiran dan tenaga hingga benar-benar seakan telah habis semua energi, hingga disaat semua telah berakhir, dia merasakan capek dan lelah yang luar biasa maka pada mereka layak untuk istirahat dan menikmati istirahatnya. Sementara mereka yang tidak banyak melakukan pekerjaan berat atau bahkan telah banyak istirahat sebelumnya, maka sejatinya mereka tidak membutuhkan tempat istirahat lagi sesudahnya. Sebagaimana sebuah ungkapan
الكسل لا يطعم العسل
Seorang pemalas tidak selayaknya menikmati madu (kenikmatan)
Kehidupan di dunia sejatinya adalah untuk tempat melakukan sebanyak mungkin pekerjaan akhirat sepenuh pikiran dan tenaga hingga layak pada saatnya nanti menikmati tempat istirahat yang layak pula. Suatu ketika Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah pernah ditanya: “Wahai imam, kapankah waktu istirahat itu?” Beliau jawab: “(Istirahat yang sesungguhnya ialah) Pada saat engkau pertama kali menginjakkan kakimu di dalam Surga.”
Sorga adalah tempat istirahat bagi mereka yang lelah dalam melakukan kebaikan selama di dunia. Yaitu mereka yang capek dalam menjalankan ketaatan, capek dan lelah dalam menjaga diri agar tidak melampaui garis batas Allah, seseorang yang telah capek bekerja keras dan berjuang untuk agama selama ini. Sorga diperuntukkan bagi orang yang capek dan lelah dalam menghadapi ujian dan cobaan dengan penuh kesabaran. Sorga adalah tempat istirahat bagi mereka yang begitu mudah memberikan hartanya di jalan Allah padahal dia capek dan lelah dalam memperolehnya. Sorga adalah tempat iatirahat terindah bagi mereka yang selama hidupnya telah menghabiskan waktu-waktu malamnya untuk bersujud dan bersimpuh pada Allah swt dan siang harinya untuk beribadah. Sorga teruntuk bagi mereka yang ikhlas dalam mengurus ummat dengan penuh keadilan dan pengabdian yang melelahkan. Namun semua mereka sadar bahwa dalam setiap kelelahan akan berbalas kenikmatan dihadapan. Sebuah ungkapan yang sangat kita kenal menyebutkan, berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Itulah gambaran kenikmatan bagi mereka yang telah banyak melakukan kebaikan yang melelahkan bahwa mereka akan mendapatkan balasan tempat peristirahatan yang terindah. Sebagaimana Firman Allah swt :
خَيْرٌ مُسْتَقَرًّا وَأَحْسَنُ مَقِيلًا
“paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya” (QS. Al Furqan: 24)
Tempat istirahat adalah hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah bekerja keras selama hidupnya dan peristirahatan adalah sesi dia menikmati dari apa yang telah mereka kerjakan. Jika di dunia seseorang tidak bersusah payah dalam mematuhi syariat aturan Allah, maka sebenarnya dia tidak butuh tempat istirahat terbaik saat nanti di akhirat. Disaat di dunia seseorang telah banyak bersenang-senang, bersantai, dan menuruti hawa nafsu serta tidak ada rasa takut sedikitpun atas balasan akhirat maka sebenarnya dia telah menghabiskan kenikmatan akhiratnya di dunia dan tiada baginya tempat istirahat terbaik kelak di surga. Dan mereka telah menukar kenikmatan peristirahatan kampung akhirat dengan kenikmatan dunia. Allah berfirman :
أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الآخِرَةِ فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا قَلِيل
“Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. At-Taubah: 36).
Kehidupan dunia bukanlah tempat beristirahat, melainkan tempat untuk berkarya dan bekerja serta menabur benih kebaikan. Dunia ini justru merupakan tempat untuk beramal, menanam benih. Siapa yang menanam benih kebaikan, maka akan memanen kebaikan, siapa yang menana benih keburukan, akan menuai keburukan, dan siapa yang tidak menanam apa-apa, maka tidak akan memanen apapun.
Biarkan kita lelah dalam kesungguhan dan kesabaran menanam benih. Karena dalam kelelahan usaha itu kita akan memanen buahnya. Menjalani kehidupan dunia tidaklah lama, hanya 1,5 jam saja dari kehidupan akhirat. Karena itu bersabarlah dalam menjalankan ketaatan karena dalam lelahnya kesabaran itu ada balasan terindah.
فَوَقَىٰهُمُ ٱللَّهُ شَرَّ ذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمِ وَلَقَّىٰهُمۡ نَضۡرَةٗ وَسُرُورٗا. وَجَزَىٰهُم بِمَا صَبَرُواْ جَنَّةٗ وَحَرِيرٗا
Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka keceriaan dan kegembiraan. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera. (QS Al-Insan :11- 12)
Karena itulah, pergunakan waktu dengan baik untuk menabur benih kebaikan, jangan berharap kita akan menikmati hasil dari apa yang kita tanam jika diri kita menjalaninya dengan santai dan tidak ada kesungguhan. Dunia ini bukan tempat istirahat melainkan tempat ujian. Jika kita berharap untuk istirahat hari ini maka bersiaplah menghadapi kematian.
Semoga Allah swt mengganti kelelahan kita dalam beribadah dengan kenikmatan dan keindahan di kampung peristirahatan kita kelak di akhirat. Semoga Allah swt meridhoi setiap amal ibadah kita. Aamiiin…
Akhmad Muwafik Saleh, Dosen FISIP UB dan Motivator