Kanal24, Malang,- Bidang Kemahasiswaan Pendidikan Vokasi UB sedang gencar-gencarnya mendukung peningkatan soft skill mahasiswanya. Dalam acara Webinar Nasional Ketersediaan Lulusan Vokasi untuk Menjawab Tantangan Ekonomi Nasional di Era Industri 4.0, dosen sekaligus kepala International Relation Office (IRO) Fakultas Vokasi UB, Rachmad Andri Tomoko, S.ST., M.T. mengungkapkan beberapa kegiatan pengembangan softskill di vokasi UB.
“Yang dilakukan di tempat kami (Vokasi UB), mungkin tidak menjadi praktik pengembangan soft skill yang terbaik, ya. Tapi kita sudah berusaha yang terbaik untuk melibatkan mahasiswa dalam kegiatan dapat mengasah soft skillnya,” jelasnya.
Kegiatan-kegiatan yang dimaksud tersebut meliputi, ospek yang terdiri dari PK2MABA atau dalam lingkup fakultas vokasi istilahnya Yuwaraja dan KRIDA Mahasiswa (KRIMA). Kemudian, kegiatan pendampingan Puspresnas seperti PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), LIDM (Lomba Inovasi Digital Mahasiswa), Olivia (Olimpiade Vokasi Indonesia), dan lain sebagainya. Di samping itu ada juga kegiatan KKN-T (Kuliah Kerja Nyata Tematik) yang sudah diwajibkan bagi seluruh mahasiswa mulai tahun ini. Kegiatan pengembangan soft skill ini juga dapat ditopang melalui keorganisasian dalam himpunan mahasiswa.
Untuk mengembangkan soft skill, kampus berharap agar mahasiswa tidak hanya belajar di dalam kampus, tetapi bisa di luar kampus atau bahkan di luar negeri. Maka dari itu, Fakultas Vokasi UB aktif mengusung semangat go internasional. Untuk itulah kampus memberikan dukungan penuh kepada mahasiswa yang ingin melakukan pertukaran pelajar atau student exchange ke luar negeri. Dukungan ini diberikan dalam bentuk pendampingan pembelajaran bahasa Inggris, melalui program Bootcamp English Training Duolingo.
Program ini merupakan pembinaan dan pendampingan untuk mahasiswa yang akan mengambil sertifikasi bahasa Inggris dari aplikasi belajar bahasa, Duolingo. Bisa dikatakan, bootcamp ini adalah kelas gratis belajar bahasa Inggris untuk mempersiapkan mahasiswa ke program IIVOSMA. Meskipun begitu, mahasiswa yang tidak mendaftar IIVOSMA tetap diperbolehkan ikut kelas tersebut.
IIVOSMA (International Vocation Student Mobility Award) sendiri adalah, sebuah program pertukaran pelajar yang diadakan oleh Kemendikbudristek dan dibiayai oleh LPDP yang diperuntukkan bagi mahasiswa vokasi untuk belajar di luar negeri selama sekitar empat hingga enam bulan. Program ini tentunya sejalan dengan tujuan kampus untuk memperluas jaringan hingga ke mancanegara.
Untuk mengikuti tes bahasa Inggris Duolingo ini, mahasiswa perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp700.000. Namun, bagi mahasiswa yang mendapat peringkat sepuluh besar dan skornya di atas 100, maka akan dapat penggantian uang pendaftaran dari fakultas. Kalau nilai mahasiswa banyak yang bagus dan skornya di atas 100, maka kuota digantinya uang pendaftaran tes juga akan ditambah.
“Saya berharap teman-teman mahasiswa memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya, ya. Pengurusan paspor, visa, dan lain lain, semua akan dibantu oleh kampus. Yang tidak bisa kami bantu adalah nilai kalian. Jadi ambil semua pelajaran di kelas ini dengan baik. Kedepannya pembinaan ini akan berlanjut dan dibuat komunitas semacam English Club untuk menopang aksesibilitas pembelajaran Bahasa Inggris bagi seluruh mahasiswa vokasi,” ujar Moko di kesempatan lain, dalam acara English Class Persiapan Duolingo Test – Day 1. (riz)