KANAL24, Malang – Sistem Asian parlementary umum digunakan untuk kriteria penilaian debat. Terdapat kriteria 3 M yakni manner, method, dan matter. Diungkapkan oleh Fahrul Ahyan seorang debater muda dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UB.
Range nilai untuk Asian parlementary adalah 69-82. Untuk nilai rata-rata yakni 74 dan 75 sedangkan nilai diatas rata-rata adalah 76 dan 77. Nilai rata-rata diberikan ketika pembicara 1,2, dan 3 sudah memenuhi kriteria tugasnya. Akan tetapi kalau mereka mampu melebihi tugasnya, yakni mampu membawa argumen atau sanggahan yang lebih bagus lagi nilainya akan naik menjadi 76 atau 77.
Sebaliknya jika tidak mampu membawa argumen atau sanggahan, nilainya akan diturunkan menjadi 72 atau 73. Nilai terendah untuk pembicara yang hanya mampu melakukan pembukaan atau perkenalan saja atau berargumen tapi tidak ada hubungannya dengan debat, akan mendapat nilai terendah yakni 69.
Untuk debat, 1 tim terdiri atas 3 orang yang masing-masing memiliki tugas masing-masing.
Pembicara pertama bertugas membawa argumen secara garis besar.
Pembicara kedua memberikan argumen dan sanggahan dari pembicara 1 dan 2 tim lawan.
Pembicara ketiga bertugas untuk membangun lagi kasus yang sudah ada tanpa membawa argumen yang baru. Misalnya, kasus kurang analisa atau kasus kurang contoh maka ditambahkan contohnya oleh pembicara ketiga.
Pembicara penyimpul bisa dari pembicara 1 atau 2. Mereka hanya bisa bicara sampai 5 menit dan tugasnya hanya menyimpulkan tidak boleh membawa argumen baru ataupun analisa baru.
Tips untuk mahasiswa yang ingin jadi debater adalah jangan takut terhadap materi yang dianggap berat. Seperti, hubungan internasional, ekonomi dll. Tetapi yang lebih penting adalah logika yang bagus. Logika yang bagus muncul ketika sering diasah dengan cara latihan.
Kemudian, fokus untuk dapat membuat struktur argumen yang bagus. Tanpa mementingkan matter terlebih dulu, karena yang terpenting menurut Fahrul adalah argument yang logis. Melatih diri setiap hari untuk berpikir logis, juga menjadi cara ampuh untuk terus mengasah skill berpikir secara logika.
Selain itu, bisa dengan membaca artikel-artikel berita yang opinion based seperti di The Economics atau artikel berita lain karena selain dapat belajar matter, secara bersamaan juga akan mengasah logika seseorang. Tentunya denga latihan setiap hari bersama teman juga sangat membantu. Argumen yang diberikan tidak harus dilakukan secara serius tapi juga bisa dengan suasana yang santai.
Untuk manner dalam debat adalah proses penyusunan kata supaya penyampaiannya tidak terbata-bata dan tidak basa basi.
Menyerang argumen lawan harus dengan cara sehat. Mungkin masih banyak orang-orang yang sulit merubah pemikiran bahwa debat adalah melawan argument lawan. Akan tetapi, pemikiran yang harusnya dibangun adalah debat untuk. (meg)