Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya kembali mengadakan program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) tahun 2024. Sebagai bentuk pengabdian masyarakat yang wajib dilaksanakan, mahasiswa perlu setidaknya melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan persyaratan kelulusan mahasiswa.
Bayu Adi Kusuma, SP., M.Si., MBA., Ketua Pusat Layanan KKN Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Brawijaya (DRPM UB) menjelaskan bahwa yang menjadi wajib adalah kegiatan pengabdian kepada masyarakatnya, bukan MMD nya.
‘Di tahun ini,sesuai dengan kebijakan pimpinan, DRPM UB memiliki kebijakan bahwa kegiatan KKN dikembalikan kepada masing-masing fakultas. Sehingga tiap fakultas dapat menyelenggarakan KKN dengan apapun sebutannya. Jadi yang diwajibkan adalah mengikuti kegiatan pengabdiannya, apapun namanya,” ujar Bayu dalam wawancara tim Kanal24. Senin (24/06/2024)
Dengan perubahan itu pula DRPM UB membuat kebijakan baru dan mengubah sistem MMD yang sebelumnya 1000 desa menjadi 1000 mahasiswa.
“Di tahun 2023 kami mengirim kurang lebih 13.400 mahasiswa. Untuk meningkatkan efisiensi dan keterjangkauan, di tahun 2024 ini kami menyiapkan kuota sebanyak 1000 mahasiswa dari seluruh fakultas,” lanjutnya.
Sebanyak 1000 mahasiswa diterjunkan ke lapangan yang tersebar pada 5 kabupaten, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Banyuwangi.
“Terdapat 70 lokasi desa yang sudah kami tentukan, dengan lokasi terjauh pada Kabupaten Banyuwangi dan kami mengambil titik pusat di daerah Kabupaten Malang, Singosari, Lawang, dan Karangploso,” terang Bayu.
Bayu berharap dengan adanya kebijakan yang telah diperbaharui ini kegiatan MMD dapat berjalan dengan lancar dan tanpa permasalahan yang serius. Sehingga mahasiswa dapat memetik pengalaman yang bermanfaat di kemudian hari. (fan)