KANAL24, Malang – Produk halal dengan beragam turunannya seperti wisata halal, kuliner halal, kosmetik halal makin digemari oleh berbagai kalangan. Hal tersebut tentu menjadi agin segar bagi Jawa Timur yang memiliki banyak potensi halal untuk dikembangkan mejadi industri dan penggerak ekonomi.
Hal tersebut menjadi salah satu topik yang di bahas oleh 13 kampus di Jatim dalam Kongres pertama Konsorsium Halal Centre Jawa Timur yang diadakan di Universitas Brawijaya Senin (1/7/2019).
“Inti dari Kongres pertama ini adalah untuk membangun komunikasi yang lebih intensif antar kampus yang memiliki konsen terhadap halal center di Jatim, “ kata Dr. Asep Awaludin Ketua Halal Centre UB kepada kanal24.co.id.
Menurut Asep potensi Jatim untuk pengembangan halal centre sangat terbuka dan besar potensinya untuk itu perlu pemetaan yang jelas mulai dari potensi dan SDM yang ada. Jatim dengan banyaknya kampus dan pesantren tentu saja merupakan modal yang besar dari sisi SDM untuk mengembangkan halal centre.
“Kami halal centre-halal centre di Jawa Timur punya kesadaran untuk berkumpul dan berkoordinasi supaya lebih baik supaya pekerjaan lebih cepat dan lebih baik untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya produk halal,” lanjut dosen FPIK ini.

Halal centre pada dasarnya membantu pemerintah dalam mengimplementasikan UU No.13 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Membantu pemerintah untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya produk halal bukan hanya pada makanan tetapi juga kosmetik, obat-obatan, dan produk-produk lainnya, karena Indonesia mayoritas masyarakatnya beragama Islam maka secara otomatis juga produk-produknya bersifat halal.
“Tentu saja jika barisan halal centre sudah rapi dan terdata potensinya selanjutnya kita bekerja sama dengan pemerintah daerah baik propinsi atau kabupaten kota untuk lebih teknisnya dan pengembangan lokalnya,” ujar Asep.
Kongres Konsorsium Halal Centre di hadiri oleh UB, UIN Malang, UIN Tulungagung, ITS, Unair, Unesa, UMM, Unisma, Umsida dan Ponpes Bahrul Maghfiroh. (meg)