KANAL24, Malang – Dalam rangka Dies Natalies ke 9 Prodi Ilmu Perpustakaan FIA UB, hari ini (15/10/2019) digelar International Guest Lecture “The Development and Strategic Opportunities for Information Professionals and Information Governance in Public and Business Sector Organizations”. Kuliah tamu dihadiri oleh seluruha mahasiswa dan tendik prodi tersebut.
Sekretaris Prodi Ilmu perpustakaan, M. Rosyidan Hendrawan, M.Hum kepada media mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian program 3 in 1 Prodi Ilmu Perpustakaan dan sebagai bentuk komitmen prodi itu untuk menciptakan information governance di Indonesia. Menurutnya, information governance merupakan salah satu perkembangan ilmu perpustakaan yang mengelola informasi dalam berbagai bentuk, baik itu proses,teknologi, produknya termasuk orang yang mengelola informasi tersebut.
“Kami menghadirkan pakar dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, Assoc. Prof. Dr. Azman Mat Isa. Beliau merupakan ahli bidang komunikasi publik dan tata kelola informasi. Diketahui bahwa di Malaysia information governance framework sudah berjalan dengan baik, sudah dikelola oleh pemerintah, akademisi, dan lembaga bisnis, dll, itu yang kita pelajari pada kegiatan ini,” terang Rosyidan.
Lebih lanjut, kasus tata kelola informasi di Indonesia yang masih sangat lemah bahkan belum ada, menyebabkan banyaknya kasus data pribadi yang bocor. Hal yang ditekankan bahwa kekhasan dari prodi ilmu perpustakaan adalah information governance atau tata kelola informasi. Ilmu perpustakaan tidak hanya mempelajarai bagaimana mengelola buku saja. Tetapi juga belajar bagaiamana mengelola data, sistem informasi, dan pengetahuan. Buku hanyala adalah salah satu media pengetahuan, sekarang sudah ada database, perpustakaan digital bahkan cloud computing, itulah yang menjadi core prodi tersebut.
“Information governance tidak hanya di satu sektor tapi juga masuk di sektor publik dan bisnis tentu saja mereka snagat butuh. Prinsipnya adalah good governance itu akan berjalan syaratnya adalah information governance berjalan dengan baik. Akuntabilitas dipertaruhkan di setiap lembaga, tanpa information governance tidak akan berjalan seperti itu,” jelasnya.
Kaprodi lmu Perpustakaan, Assoc. Prof. Dr. M. Shobaruddin, MA menambahkan, Informasi jangan sampai menjadi bencana bagi organisasi ataupun individu. Informasi terbuka tetapi harus mencerdaskan. Dalam program 3 in 1 ini, memperbaiki tata kelola informasi tidak bisa berdasarkan atas perkiraan-perkiraan tapi harus berdasarkan riset.
“9 tahun Prodi Ilmu Perpustakaan berdiri, yang kami ingin capai adalah prestasi internasional,” pungkas Shobaruddin. (meg)