Kanal24, Malang – Semangat pelestarian budaya dan pemulihan ekonomi rakyat bersatu dalam gelaran Malang Djadoel 2025. Salah satu sorotan utama dalam acara tersebut datang dari pelaku UMKM yang mengangkat kekayaan tradisi Nusantara lewat karya-karya pusaka khas Indonesia. Adalah Wahyu Eko, pengrajin pusaka asal Kota Malang, yang hadir memperkenalkan koleksi keris, tombak, dan senjata tradisional lain dalam pameran budaya itu.
Dalam wawancara eksklusif bersama Kanal24 pada Senin (01/07/2025), Wahyu Eko mengungkapkan bahwa dirinya tergabung dalam dua wadah budaya sekaligus, yakni Galeri Jagad Gumelar dan komunitas Tosan Aji.id. Keduanya memiliki misi yang sama, yaitu menjaga dan merawat warisan budaya Nusantara berupa pusaka tradisional.
Baca juga:
Deregulasi Impor: Permendag 8/2024 Dihapus, Efisiensi Jadi Prioritas

“Saya dari Galeri Jagad Gumelar dan juga Tosan Aji.id. Keduanya memiliki misi untuk melestarikan budaya Tosan Aji, yaitu keris, tombak, dan pedang khas Nusantara. Karya-karya ini bukan sekadar senjata, tapi artefak budaya yang punya nilai sejarah dan spiritual tinggi,” jelas Wahyu.
Berbeda dengan stan lain yang memamerkan barang-barang antik seperti lampu tua, radio jadul, atau perabotan kuno, Wahyu fokus menampilkan koleksi senjata tradisional yang memiliki akar budaya kuat di Malang Raya, seperti bedok, keris, dan tombak. Pusaka-pusaka tersebut bukan hanya ditampilkan untuk dinikmati keindahannya, tapi juga ditawarkan kepada masyarakat sebagai bagian dari pelestarian budaya.
Menurut Wahyu, acara Malang Djadoel 2025 menjadi momentum penting bagi para pengrajin seperti dirinya. Selain memperkenalkan kekayaan budaya lokal, acara ini juga memberikan ruang bagi pelaku UMKM untuk bertahan dan bangkit di tengah situasi ekonomi yang masih belum stabil.
“Dalam kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang, event-event seperti ini sangat penting. Setidaknya ada harapan, ada pemasukan, dan roda ekonomi rakyat bisa kembali berputar. Kami para pengrajin sangat mengapresiasi kesempatan ini,” ujarnya penuh harap.
Lebih lanjut, Wahyu mengajak masyarakat Malang dan sekitarnya untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya mereka sendiri. Ia juga membuka akses bagi siapa pun yang ingin mengenal lebih dekat koleksi pusakanya melalui galeri yang beralamat di Jalan Kepodang Nomor 21, Sukun, Kota Malang. Selain itu, informasi lengkap juga tersedia di portal resmi tosanaji.id dan kontak pribadi Wahyu di 0813-4444-1571.
Keikutsertaan Galeri Jagad Gumelar dan komunitas Tosan Aji.id di Malang Djadoel 2025 tidak hanya menambah nilai historis acara, tetapi juga memperkuat pesan bahwa budaya bukan hanya untuk dikenang, tetapi harus terus dihidupkan. Dalam pusaka-pusaka itu tersimpan cerita tentang leluhur, perjuangan, dan identitas bangsa yang tidak boleh dilupakan.

Baca juga:
Rencana Pemajakan E-Commerce: Solusi atau Beban Baru bagi Pedagang Online?
Melalui pameran ini, Wahyu berharap generasi muda tak lagi memandang keris atau tombak sebagai benda mistis atau kuno semata, tetapi sebagai simbol kebesaran budaya Nusantara yang patut dijaga dan dihormati.
“Harapan saya, kegiatan seperti ini bisa rutin digelar, dan lebih banyak pihak yang mendukung, termasuk pemerintah daerah dan pelaku pendidikan. Budaya adalah kekuatan kita. Kalau bukan kita yang lestarikan, siapa lagi?” pungkasnya.
Dengan semangat kebudayaan yang kian membara, Malang Djadoel 2025 sukses menjadi ruang inspirasi antara masa lalu dan masa depan, di mana pusaka dan pelaku UMKM menjadi jembatan sejarah yang tetap hidup di tengah zaman. (nid/tia)