KANAL24, Malang – Buat kamu yang masih bingung menentukan pilihan program studi (prodi) apa yang akan dipilih saat SNMPTN dan SBMPTN 2021. Tidak ada salahnya untuk menengok prodi baru yang dimiliki oleh Universitas Brawijaya (UB) Malang, yakni Ilmu Aktuaria. Ilmu Aktuaria sendiri berada dibawah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Menurut penuturan Dr. Isnani Darti, S.Si., M.Si selaku Ketua Prodi, Ilmu Aktuaria resmi didirikan awal tahun 2020 sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70/M/2020 pada 23 Januari 2020, dan mulai menerima mahasiswa pada semester ganjil 2020/2021 kemarin.
Untuk tahun pertama tersebut, UB menetapkan daya tampung untuk prodi ini sebanyak 90 mahasiswa, dan yang aktif sebanyak 86 mahasiswa. Mahasiswa diterima melalui jalur SNMPTN, SBMPTN dan Mandiri. Sebagai prodi baru, persaingan untuk masuk ke prodi ini cukup ketat. Prodi Ilmu Aktuaria ini tergolong sebagai prodi dengan peminat terbanyak yakni berada di urutan kedua pada SNMPTN 2020 lalu dengan ketetatan 1 banding 23 (berdasarkan data yang disampaikan pada sosialisasi penerimaan maba 2021 UB)
“Jadi dulu awalnya Ilmu Aktuaria ini adalah peminatan di Prodi S1 Matematika. Tetapi dikarenakan pertumbuhan industri asuransi dan manajemen risiko di Indonesia yang pesat, juga kebutuhan nasional yang sangat tinggi terhadap penyediaan tenaga kerja di bidang aktuaria di Indonesia, telah mendorong Jurusan Matematika untuk mengembangkan program peminatan Aktuaria menjadi program studi sarjana Ilmu Aktuaria,” terang Isnaini, Senin (25/01/2021)
Kurikulum yang digunakan menurut Isnaini, mengacu pada kurikulum berbasis KKNI 2013 (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) level 6 untuk Sarjana Perguruan Tinggi (PT). Capaian pembelajaran dirumuskan berdasarkan kurikulum minimal Program Studi Aktuaria di Indonesia yang diusulkan oleh Indonesian Mathematical Society (IndoMS) ke DIKTI. Kurikulum juga mengacu kepada kurikulum dari International Actuarial Association (IAA), kurikulum ujian Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI), serta benchmarking kurikulum program sarjana Ilmu Aktuaria dari perguruan tinggi lain di Indonesia.
“Secara garis besar mata kuliah pada kurikulum masih sama dengan PT lain, karena ada ketentuan kurikulum minimal. Tapi di UB, yang menjadi pembeda adalah pada mata kuliah pilihan diperkenalkan tentang asuransi syariah dan keuangan syariah, yang saat ini banyak diminati masyarakat. Jika memang nanti sumber dayanya sudah ada, akan dikembangkan pula untuk asuransi umum,” jelasnya.
Adapun lulusan prodi Ilmu Aktuaria nantinya dapat dapat berkarir sebagai Ajun Aktuaris, Analis Keuangan, Analis Pengelolaan Risiko (Risk Management), Regulator di bidang keuangan , Ilmuwan/Peneliti, Dosen (Tenaga Akademisi), dan Konsultan Aktuaria.
Isnaini berharap dengan berdirinya prodi S1 Ilmu Aktuaria ini bisa mewujudkan lulusan sarjana aktuaria yang nantinya berprofesi sebagai Aktuaris handal.
“Saat ini kami juga sedang mengajukan permohonan penyetaraan mata ujian sertifikasi PAI dengan mata kuliah yang ada di kurikulum kami, sehingga nantinya mahasiwa tidak perlu mengikuti ujian lagi, tetapi bisa melalui penyetaraan tersebut. Saat ini kami masih memiliki satu penyetaraan mata ujian, yaitu A20 – Probabilita dan Statistika, melanjutkan dari PS Matematika yang sudah ada,” pungkasnya. (Meg)