KANAL24, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada minggu keempat Februari 2021 sebesar 0,08 persen month to month (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,34 persen year to date (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,35 persen year on year (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi Februari 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas cabai rawit, cabai merah dan kangkung masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm). Kemudian bawang merah, bayam, daging sapi, besi beton dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
“Adapun beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain emas perhiasan sebesar -0,03 persen (mtm), daging ayam ras dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,02 persen (mtm), tomat, air kemasan dan angkutan antarkota masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm),” kata Erwin dalam keterangannya, Jumat (26/2/2021).
Kemudian aliran dana asing yang masuk pada periode transaksi 22 – 25 Februari 2021 berjumlah Rp18,27 triliun. Realisasi ini masuk melalui instrumen SBN sebesar Rp19,50 triliun. Kemudian yang melalui saham sebesar Rp1,23 triliun. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto sebesar Rp14,68 triliun.
“Premi CDS (credit default swab) Indonesia 5 tahun naik ke 70,55 bps per 25 Februari 2021 dari 66,48 bps per 19 Februari 2021,” pungkasnya.(sdk)